Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden China Sebut Putin Sebagai Sahabatnya

Presiden China Xi Jinping menggambarkan Rusia dan Vladimir Putin sebagai "sahabatnya" selama kunjungan 3 hari ke Moskow dengan fokus pada perdagangan dan hubungan antara kedua negara.
Presiden China Xi Jinping (kiri) dan pendiri Huawei Ren Zhengfei berbincang-bincang ketika Xi mengunjungi kantor Huawei di London, Inggris pada Rabu (21/10/2015)./Reuters-Matthew Lloyd
Presiden China Xi Jinping (kiri) dan pendiri Huawei Ren Zhengfei berbincang-bincang ketika Xi mengunjungi kantor Huawei di London, Inggris pada Rabu (21/10/2015)./Reuters-Matthew Lloyd

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden China Xi Jinping menggambarkan Rusia dan Vladimir Putin sebagai "sahabatnya" selama kunjungan 3 hari ke Moskow dengan fokus pada perdagangan dan hubungan antara kedua negara.

Kunjungan itu dilakukan saat hubungan Cina-AS memburuk akibat pahitnya perang dagang.

Rusia telah memutuskan poros ke timur tahun lalu setelah hubungan memburuk dengan Barat atas konflik Ukraina.

Kedua belah pihak telah menandatangani paket kesepakatan dagang dan Xi juga membawa dua panda untuk kebun binatang Moskow.

Xi Jin Ping tiba pada Rabu dan kemudian memberikan konferensi pers di mana dia mengatakan dia memiliki "persahabatan pribadi yang mendalam" dengan rekannya dari Rusia.

"Dalam 6 tahun terakhir, kami telah bertemu hampir 30 kali. Rusia adalah negara yang paling sering saya kunjungi, dan Presiden Putin adalah sahabat dan kolega terbaik saya," kata Xi seperti dikutip oleh BBC, Kamis (6/6/2019).

Sementara itu, Presiden Rusia Valdimir Putin juga memuji China mengatakan bahwa dia "senang mengatakan bahwa hubungan Rusia-Cina telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Hubungan Moskow dengan Barat kembali memburuk ketika Rusia dikenai sanksi karena keterlibatannya dalam konflik Ukraina 5 tahun lalu. Itu juga telah dikritik karena membantu rezim Assad di Suriah pada 2015.

Pada perkembangan lain, hubungan China dengan AS telah memburuk sejak pemerintahan Presiden Donald mendukung globalisasi demi proteksionisme nasional ekonomi.

Kedua negara saat ini terlibat dalam perang perdagangan dan tarif yang sejauh ini gagal mencapai perundingan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper