Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Eskalasi Perang Dagang Meningkat, Bank Dunia Pangkas Proyeksi Ekonomi Dunia

Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia menjadi 2,6% pada tahun ini dari perkiraan Januari lali sebesar 2,9%.
Peserta berdiri di dekat logo Bank Dunia dalam rangkaian Pertemuan IMF  World Bank Group 2018, di Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10/2018)./Reuters-Johannes P. Christo
Peserta berdiri di dekat logo Bank Dunia dalam rangkaian Pertemuan IMF World Bank Group 2018, di Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10/2018)./Reuters-Johannes P. Christo

Bisnis.com, JAKARTA--Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia menjadi 2,6% pada tahun ini dari perkiraan Januari lalu sebesar 2,9%.

Revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tersebut merujuk atas lambatnya pertumbuhan perdagangan ke level terendah sejak krisis finansial dan penurunan pada investasi global.

Sebelumnya, Bank Dunia memproyeksi ekonomi dunia akan tumbuh 2,9% pada tahun ini. Perkiraan tersebut juga turun dibandingkan proyeksi yang dibuat pada tahun lalu sebesar 3%.

Untuk tahun depan, Bank Dunia optimistis ekonomi dunia bakal meningkat sebesar 2,7%.

"Ada penurunan pada indeks kepercayaan bisnis, perlambatan yang sangat dalam pada perdagangan global, dan terpuruknya investasi di negara berkembang dan negara maju. Momentum [perbaikan] sangat lemah" kata Presiden Bank Dunia David Malpass, dikutip dari Bloomberg, Rabu (5/6/2019).

Dalam laporan yang diterbitkan Bank Dunia tersebut, Bank Dunia menyatakan adanya risiko pertumbuhan global semakin lemah akibat tensi atas perang dagang antara Amerika Serikat dengan China.

Selain itu, laporan itu menyebutkan risiko atas krisis finansial di negara berkembang semakin tinggi, terutama di negara maju yakni kawasan Eropa.

"Tingginya ketidakpastian kebijakan, termasuk reeskalasi tensi antara negara maju yang ditandai dengan penurunan investasi global dan kepercayaan bisnis," tulis laporan itu.

Bahkan, AS juga mengancam bakal mengenakan tarif serupa untuk Meksiko pada pekan mendatang, jika negara tersebut tidak mengurangi aliran imigran Meksiko yang memasuki AS.

Pengenaan tarif impor itu juga membuat sejumlah ekonom memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia yang bisa berakibat Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.

Selain itu, laporan itu menyebutkan risiko atas krisis finansial di negara berkembang semakin tinggi, terutama di negara maju yakni kawasan Eropa.

"Tingginya ketidakpastian kebijakan, termasuk reeskalasi tensi antara negara maju yang ditandai dengan penurunan investasi global dan kepercayaan bisnis," tulis laporan itu.

Bahkan, AS juga mengancam bakal mengenakan tarif serupa untuk Meksiko pada pekan mendatang, jika negara tersebut tidak mengurangi aliran imigran Meksiko yang memasuki AS.

Pengenaan tarif impor itu juga membuat sejumlah ekonom memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia yang bisa berakibat Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper