Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Otoritas Inggris Akan Perketat Aturan P2P Lending

Pemerintah Inggris akan menerapkan kebijakan yang lebih ketat untuk mengatur pinjaman peer-to-peer lending ke perusahaan berskala kecil.
Ilustrasi teknologi finansial/Flickr
Ilustrasi teknologi finansial/Flickr

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Inggris akan menerapkan kebijakan yang lebih ketat untuk mengatur pinjaman peer-to-peer lending ke perusahaan berskala kecil.

Otoritas Keuangan Inggris (the Financial Conduct Authority/FCA) menyatakan, kebijakan tersebut mulai berlaku pada Desember 2019. Jenis pinjaman crowdfunding atau peer-to-peer (P2P) lending, menjadi sorotan regulator pada bulan lalu ketika FCA menginvestigasi salah satu perusahaan bernama Lendy.

Kebijakan baru tersebut menekankan aturan yang lebih jelas bagi perusahaan pinjam meminjam terkait dengan tata kelola, sistem, dan kontrol yang harus mereka miliki.

Platform crowdfunding dan P2P lending juga harus memiliki rencana penutupan secara terstruktur jika mengalami gagal bisnis. Mereka juga diwajibkan menguji pengetahuan dan pengalaman investor dalam sektor P2P lending.

"Kebijakan baru ini dibuat untuk melindungi para investor dan mendukung perusahaan untuk beroperasi dalam waktu lama serta berkelanjutan," demikian pernyataan FCA seperti dikutip dari Reuters, Selasa (4/6/2019).

FCA mengabarkan, rencana kebijakan baru tersebut melalui rancangan aturan yang dirilis untuk mendapatkan tanggapan publik hingga Juli mendatang. Dalam draf tersebut tertulis bahwa kebijakan baru akan melindungi konsumen dan mendukung sektor P2P lending.

"Secara khusus, panduan tambahan akan disediakan untuk menjelaskan bahwa platform tidak dilarang menampilkan informasi investasi spesifik dalam materi pemasaran."

Saat ini, platform P2P diharuskan mendapatkan izin operasi dari FCA.

Seorang pejabat senior mengatakan masalah yang terjadi pada platform Lendy memaksa regulator untuk membuat aturan yang lebih tegas. Apalagi, ketergantungan sumber dana pada investor ritel saat ini mulai menurun. Di sisi lain, kebutuhan akan pendanaan dari institusi mengalami pertumbuhan.

Yann Murciano, Chief Executive BLEND Network, salah satu platfrom P2P, mengatakan pihaknya telah menerapkan beberapa tes untuk memastikan layanan mereka layak bagi para investor.

"Kami meyakini bahwa pengujian yang kami lakukan akan berdampak positif terhadap industri P2P, khususnya mengenai potensi risiko pinjaman dan penilaian bisnis model platform kami," ujarnya.

Sepanjang tahun lalu, BLEND meminjamkan dana senilai 3 miliar poundsterling ke perusahaan kecil dan pengembang properti. Secara total, sejak 2005 perusahaan ini telah menyalurkan pinjaman senilai 15 miliar poundsterling.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper