Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

8 Pendaki Hilang di Himalaya, Petugas Lakukan Pencarian via Udara

Pencarian udara dilakukan untuk mencari 8 pendaki yang hilang di wilayah pegunungan Himalaya pada hari ini.
Pegunungan Himalaya/visit-himalaya.com
Pegunungan Himalaya/visit-himalaya.com

Bisnis.com, JAKARTA - Pencarian udara dilakukan untuk mencari 8 pendaki yang hilang di wilayah pegunungan Himalaya pada hari ini.

Para pendaki yang terdiri dari 4 warga negara Inggris, 2 warga negara Amerika Serikat, 1 warga negara Australia, dan 1 warga negara India dilaporkan menghilang pada Jumat pekan lalu, setelah gagal kembali ke base camp dekat Nanda Devi, gunung tertinggi kedua di India.

Sebuah operasi penyelamatan telah dimulai pada akhir pekan, tetapi hanya menghasilkan sedikit perkembangan. Pada hari ini, satu unit helikopter angkatan udara telah diterbangkan di atas area di mana para pendaki dilaporkan menghilang, tetapi tidak menemukan satu pun pendaki.

Penerbangan kedua akan dilakukan pada hari yang sama setelahnya. "Kondisi cuaca tidak mendukung dan area di mana pendaki hilang rawan longsor," ujar seorang petugas polisi senior Sanjay Gunjiyal, Senin (3/6/2019).

Tim penyelamat lainnya telah dipersiapkan untuk menyelamatkan para pendaki jika ditemukan, tetapi membutuhkan setidaknya seminggu untuk mencapai titik hilang.

Sebelumnya, para penyelamat telah mencoba untuk mendaki puncak setinggi 6.447 meter dekat Nanda Devi yang dilewati para pendaki setelah jalur mereka terkena longsor.

"Kami sedang bekerja dengan asumsi bahwa para pendaki masih hidup," kata seorang petugas Uttarakhand State Disaster Response Force Tripti Bhatt.

Empat pendaki dari grup yang hilang, telah kembali ke base camp dan melaporkan musibah yang menimpa teman-teman mereka. Keempat pendaki tersebut dievakuasi dari base camp menggunakan helikopter dan saat ini dalam kondisi sehat.

Beberapa tahun terakhir menjadi musim buruk bagi pendakian gunung Himalaya. Lebih dari 20 pendaki meninggal dunia di atas gunung, termasuk 11 orang di Puncak Everest, yang disebabkan oleh cuaca buruk, pengalaman pendakian yang kurang, dan kondisi pendakian yang terlalu padat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Tegar Arief
Sumber : reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper