Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Dagang Membuat Saham Sektor Transportasi di AS Bertekuk Lutut

Saham-saham perusahaan transportasi yang menjadi barometer kesehatan perekonomian AS tertekan di Wall Street.
Bursa AS./Reuters
Bursa AS./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA--Saham-saham perusahaan transportasi yang menjadi barometer kesehatan perekonomian AS tertekan di Wall Street.

Dow Jones Transportation Average anjlok 10,2 persen sepanjang Mei, turun jauh lebih dalam ketimbang Dow Jones Industrial Average maupun S&P 500. Bagi analis yang mencermati sektor transportasi, hal ini merupakan pertanda bahwa tekanan pasar semakin berat.

Sektor transportasi telah mendapat sentimen negatif sejak pekan lalu ketika Presiden AS Donald Trump berencana memberlakukan tarif untuk semua produk asal Meksiko. Ancaman tersebut diberikan supaya Pemerintah Meksiko menghentikan laju imigrasi ilegak yang terjadi di perbatasan sebelah selatan antara AS dan Meksiko.

Sebagai responsnya, indeks transportasi Dow langsung menyusut 1,9 persen pada penutupan perdagangan pekan lalu dan indeks S&P 500 turun 1,3 persen.

Saham milik operator kereta api Kansas City Southern yang memiliki porsi laba yang lebih banyak dari Meksiko tumbang 4,5 persen.

Adapun indeks Dow sektor transportasi memulai awal tahun ini dengan performa yang bagus bersamaan dengan saham sektor lain.

Tetapi, ketika S&P 500 mencapai levek tertingginya sepanjang sejarah pada April, Dow justru gagal mencapai rekor tertingginya sejak September 2018.

Sekarang, dengan saham-saham berguguran karena kekhawatiran perang dagang AS-China telah kembali, Dow Transport Average telah turun 16 persen di bawah level tertingginya pada 14 September 2019.

"Saya melihat performa sektor transportasi membuat segalanya sulit bagi pasar secara keseluruhan untuk mempertahankan gerak upward," kata Chuck Carlson, CEO Horizon Investment Services di Hammond, AS, dikutip dari Reuters, Minggu (2/6/2019).

Pelemahan sektor transoortasi menjadi perhatian khusus bagi investor di tengah-tengah berlanjutnya perang dagang AS-China ini. Dampak perang dagang yang bakal merusak pertumbuhan ekonomi global dikhawatirkan bisa terjadi tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper