Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JELAJAH LEBARAN JAWA-BALI 2019: Salat di Masjid Batu Akik Ngawi, Rasakan Spirit Walisongo

Dari gerbang tol Ngawi, Anda bisa bergerak ke arah selatan sejauh 20 km ke Desa Gerih, Kecamatan Gerih. Masjid ini terletak di kompleks Pondok Pesantren Miftahul Ulum.
Masjid Batu Akik Ngawi./Bisnis
Masjid Batu Akik Ngawi./Bisnis

Bisnis.com, NGAWI - Bergerak ke arah timur meninggalkan Surakarta,  Tim Jelajah Lebaran Jawa-Bali 2019 melintasi Kabupaten  Ngawi,  salah satu wilayah yang dibelah ruas jalan tol Solo-Kertosono. 

Saat mendekati waktu salat,  kami memutuskan untuk singgah sejenak di Ngawi untuk mencari tempat beribadah.  Pilihan jatuh ke Masjid Al-Hajar Miftahul Huda atau kesohor dengan sebutan masjid batu akik.  Sebutan tersebut mengacu pada batu akik besar yang diletakkan dekat mimbar dan dipercaya sebagai peninggalan Walisongo. 

Dari gerbang tol Ngawi, Anda bisa bergerak ke arah selatan sejauh 20 km ke Desa Gerih,  Kecamatan Gerih.  Masjid ini terletak di kompleks Pondok Pesantren Miftahul Ulum.

Sekilas masjid ini tampak seperti bangunan yang belum jadi karena tiang-tiangnya terdiri atas batuan panjang utuh berwarna merah serupa bata.  Ada pula tiang yang tersusun atas batu-batu berukuran sedang. Namun demikianlah letak keunikan dan ciri khas masjid ini.  Di dekat mimbar, terdapat batu raksasa seberat 10,3 ton berwarna merah hati ayam.

“Batunya dari Pacitan,  jenis merah hati ayam,” kata Syaiful Aziz, salah seorang santri Ponpes Miftahul Ulum, saat berbincang dengan Bisnis, Sabtu (1/6/2019).

JELAJAH LEBARAN JAWA-BALI 2019: Salat di Masjid Batu Akik Ngawi, Rasakan Spirit Walisongo

Dia mengatakan,  masjid unik ini dibangun oleh Ali Manshur, sang pendiri pondok pesantren.  Batu-batu yang menjadi penyangga masjid,  termasuk batu akik raksasa,  dipercaya berasal dari sebuah masjid peninggalan Walisongo yang gagal dibangun di Pantai Selatan. Batu-batu tertinggal di lokasi diangkut ke Ngawi untuk membangun Masjid Batu Akik. 

Tiang penyangga masjid berjumlah 43 dengan tinggi masing-masing mencapai 7 meter dan diameter sekitar 1 meter. Masing-masing tiang penyangga memiliki berat dari 4 ton, 5 ton, 10 ton dan 18 ton.

Bentuk batu tiang penyangga masjid yang bukan  merupakan pahatan tangan manusia, melainkan bentukan alami, menambah kesan alami.  Ada salah satu batu tiang penyangga masjid yang kondisinya berlubang yang dipercaya bekas jari Sunan Kalijaga. 

JELAJAH LEBARAN JAWA-BALI 2019: Salat di Masjid Batu Akik Ngawi, Rasakan Spirit Walisongo

Tidak ada larangan untuk menyentuh bebatuan yang ada di masjid ini.  Sehingga,  selain singgah untuk sejenak mendirikan salat,  Anda dapat sekaligus merasakan spirit Walisongo melalui bebatuan yang menyatu dengan bangunan masjid. 

Hari bergerak semakin sore,  saatnya tim kembali melanjutkan perjalanan. Jika melintas Ngawi,  jangan lupa mampir ya!

JELAJAH LEBARAN JAWA-BALI 2019: Salat di Masjid Batu Akik Ngawi, Rasakan Spirit Walisongo

Tim Jelajah Jawa-Bali 2019 (Yustinus Andri, Muhammad Ridwan, Andi M. Arief, Maria Elena, Reni Lestari)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Jelajah Jawa-Bali 2019
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper