Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PM Papua Nugini Peter O'Neill Resmi Mundur

O'Neill disambut dengan tepuk tangan ketika dia mengumumkan kepada parlemen di Port Moresby bahwa dia telah menyampaikan pengunduran dirinya kepada Gubernur Jenderal Bob Dadae pada Rabu pagi.
Perdana Menteri (PM) Papua Nugini Peter O'Neill dalam sebuah kesempatan di Sydney, Australia pada Kamis (29/11/2012)./Reuters-Tim Wimborne
Perdana Menteri (PM) Papua Nugini Peter O'Neill dalam sebuah kesempatan di Sydney, Australia pada Kamis (29/11/2012)./Reuters-Tim Wimborne

Bisnis.com, JAKARTA--Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill secara resmi mengundurkan diri pada Rabu (29/5/2019) setelah kehilangan dukungan parlemen di tengah kisruh politik di negaranya.

Dilansir dari Reuters, O'Neill disambut dengan tepuk tangan ketika dia mengumumkan kepada parlemen di Port Moresby bahwa dia telah menyampaikan pengunduran dirinya kepada Gubernur Jenderal Bob Dadae pada Rabu pagi.

Dia mengatakan bahwa kemungkinan akan diganti pada Kamis (30/5) besok. Parlemen ditunda hingga Kamis besok pukul 10 pagi, segera setelah O'Neill selesai berbicara.

“Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk melayani bangsa ini dan memimpin bangsa ini hampir selama 8 tahun. Sayangnya politik di PNG bermain seperti ini," ujar O'Neill di hadapan parlemen.

“Untuk kepentingan stabilitas politik yang sedang berlangsung dan untuk memastikan bahwa kita menciptakan kepercayaan dalam komunitas bisnis dan ekonomi sehingga kita dapat terus memiliki kesatuan sosial di negara ini, penting agar saya mengosongkan kursi ini sehingga kita dapat berjalan terus,”katanya.

O'Neill dipeluk oleh para pendukungnya dan berjabat tangan dengan anggota parlemen oposisi setelah berpidato di parlemen.

Sebelumnya, ia telah menyatakan akan segera mengundurkan diri pada Minggu (26/5) setelah serangkaian pembelotan dari partai berkuasa yang membuat kepemimpinannya dipertanyakan.

Pada Jumat lalu, kelompok penentang O'Neill mengatakan mereka telah mengumpulkan cukup dukungan di parlemen untuk menggulingkannya dari posisi perdana menteri itu akibat berbagai keluhan termasuk ketidakpuasan terhadap kepemimpinan O'Neill.

Dia dinilai telah bertindak sepihak dalam penanganan kesepakatan gas bernilai miliaran dolar yang menurut pihak lawannya telah merugikan negaranya.

Sementara itu, pemimpin oposisi Patrick Pruiatch disebut sebagai kandidat utama untuk menggantikan O'Neill. Parlemen dapat menggantikan O'Neill pada sidang berikutnya setelah pengunduran dirinya diterima oleh Gubernur Jenderal Bob Dadae.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper