Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Suap Bowo Sidik : KPK Minta Keterangan dari Anggota DPR Eka Sastra

Pemanggilan Eka Sastra guna melengkapi berkas penyidikan tersangka anggota Komisi VI DPR Bowo Sidik Pangarso terkait kasus dugaan suap bidang pelayaran dan penerimaan lain terkait jabatan.
Bowo Sidik Pangarso/Istimewa
Bowo Sidik Pangarso/Istimewa

Kabar24.com, JAKARTA — Tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil anggota DPR Fraksi Golkar Eka Sastra, Kamis (23/5/2019).

Pemanggilan Eka Sastra guna melengkapi berkas penyidikan tersangka anggota Komisi VI DPR Bowo Sidik Pangarso terkait kasus dugaan suap bidang pelayaran dan penerimaan lain terkait jabatan. 

"Dipanggil sebagai saksi untuk tersangka IND [Indung]," ujar Juru bicara KPK Febri Diansyah dalam pesan singkat Kamis (23/5/2019).

Selain Eka Sastra, secara bersamaan KPK memanggil Kasubdit DAK 1 pada Direktorat Perimbangan Daerah ‎Kemenkeu Sandy Firdaus, dan pihak swasta bernama Dipa Malik. Keduanya juga akan menjadi saksi untuk tersangka Indung.

KPK telah menetapkan tiga orang tersangka dalam perkara dugaan suap sewa menyewa kapal antara PT Pupuk Indonesia Logistik (Pilog) dan PT Humpuss Transportasi Kimia (HTK).

Mereka adalah anggota Komisi VI DPR Bowo Sidik Pangarso, seorang swasta sekaligus perantara suap dari PT Inersia bernama Indung, dan Manager Marketing PT HTK Asty Winasti selaku pemberi suap.

KPK menduga Bowo Sidik menerima suap dalam kerja sama pengangkutan pelayaran antara PT HTK dan Pilog yang sebelumnya telah dihentikan.  

Dalam hal ini, Bowo diduga meminta fee kepada PT HTK atas biaya angkut yang diterima perusahaan itu sejumlah US$2 per metrik ton.

KPK juga menduga Bowo menerima Rp1,5 miliar dari PT HTK dalam tujuh kali penerimaan, termasuk Rp89,4 juta saat operasi tangkap tangan.

Adapun uang yang disita KPK senilai Rp8 miliar dari 84 kardus yang terbagi 400.000 amplop ditemukan di kantor PT Inersia milik Bowo.

Artinya, dari Rp8 miliar dengan penerimaan Rp1,5 miliar dari PT HTK, ada sisa uang senilai Rp6,5 miliar yang diduga diterima pihak lain sebagai gratifikasi. KPK telah mengantongi asal muasal gratifikasi tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper