Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Turki Tangkap Ratusan Staf Kementerian Luar Negeri Terkait Kudeta

Pemerintah Turki memerintahkan penangkapan 249 staf kementerian luar negeri atas dugaan hubungan dengan jaringan yang dituduh mengatur merencanakan kudeta pada tahun 2016.
Seorang pria mengibarkan bendera Turki dengan potret Mustafa Kemal Ataturk di depan Anitkabir, tempat peristirahatan Ataturk, di Ankara, Turki, Selasa (2/4/2019)./Reuters-Umit Bektas
Seorang pria mengibarkan bendera Turki dengan potret Mustafa Kemal Ataturk di depan Anitkabir, tempat peristirahatan Ataturk, di Ankara, Turki, Selasa (2/4/2019)./Reuters-Umit Bektas

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Turki memerintahkan penangkapan 249 staf kementerian luar negeri atas dugaan hubungan dengan jaringan yang dituduh mengatur merencanakan kudeta pada tahun 2016.

Seperti dilansir Reuters dari NTV, pihak berwenang telah melakukan operasi rutin terhadap para pengikut Fethullah Gulen, yang telah hidup dalam pengasingan di Pennsylvania sejak 1999, sejak upaya kudeta yang gagal pada 15 Juli 2016 silam. Gulen menyangkal tuduhan bahwa ia menjadi dalang kudeta tersebut.

Kantor kepala jaksa penuntut Ankara mengatakan pihaknya memerintahkan penangkapan 249 staf kementerian luar negeri Turki setelah menemukan bahwa mereka telah melakukan penyimpangan dalam ujian masuk kementerian.

Dikatakan bahwa 78 tersangka telah ditahan sejauh ini dalam operasi di 43 provinsi dan polisi sedang mencari sisanya.

Lebih dari 77.000 orang telah dipenjara dan menunggu persidangan, sementara sekitar 150.000 pegawai negeri sipil, personel militer dan lainnya telah dipecat atau ditangguhkan dari pekerjaan mereka sebagai bagian dari pembersihan pasca-kudeta.

Kelompok-kelompok hak asasi dan sekutu Turki telah menyuarakan keprihatinan atas tindakan keras tersebut, dengan mengatakan Presiden Tayyip Erdogan telah menggunakan alasan pemberontakan yang gagal sebagai dasar untuk meredam perbedaan pendapat.

Sementara itu, pemerintah Turki mengatakan langkah-langkah keamanan diperlukan karena besarnya ancaman yang dihadapi negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper