Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

People Power, Elite Haus Kekuasaan dan Teror Bom

Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Hendropriyono meminta kepada masyarakat untuk mengabaikan seruan people power yang didengungkan oleh para elite.
AM Hendropriyono (tengah) usai menghadiri pembacaan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) di Jakarta, Rabu (11/4). PTUN memutuskan menerima gugatan PKPI dan berhak menjadi peserta Pemilu 2019./Antara
AM Hendropriyono (tengah) usai menghadiri pembacaan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) di Jakarta, Rabu (11/4). PTUN memutuskan menerima gugatan PKPI dan berhak menjadi peserta Pemilu 2019./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Hendropriyono meminta kepada masyarakat untuk mengabaikan seruan people power yang didengungkan oleh para elite.

 Menurut Hendropriyono, gerakan Kedaulatan Rakyat ataupun Ifthor Akbar 212 untuk menolak hasil pemilu pada 21-22 Mei tidak perlu dilakukan. Masyarakat Indonesia, kata Hendro, tidak boleh ditipu oleh para elite yang haus kekuasaan, harta, dan kehormatan.

"Saya tidak ada pretensi apa-apa, pamrih apa-apa, mengingatkan supaya saudara-saudara tidak usah turun ke jalan, tidak usah. Jagalah diri dan keluarga, anak-anak masing-masing," ujar Hendropriyono dalam acara Musyawarah Besar Kaum Muda Nasional di Gedung Djoeang, Menteng, Jakarta, Minggu (19/5/2019).

Hendropriyono juga menyindir sejumlah elite yang menyerukan gerakan turun ke jalan atau people power, tetapi malah pergi ke luar negeri. Mantan Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan ini menilai upaya elite itu termasuk penipuan kepada rakyat.

"Terus nanti balik lagi pada saat aman saja, tapi kalian semuanya yang sengsara," ujarnya.

Hendro mengimbau kepada masyarakat agar lebih waspada terhadap unjuk rasa pada 21-22 Mei 2019 di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang dibayang-bayangi teror bom.

Menurut dia, kalau teror bom itu terjadi, maka tuduhan itu bakal diarahkan ke pemerintah sebagai dalangnya.

Hendropriyono  pun menjelaskan bahwa yang meninggal nantinya bakal dipertanyakan sebagai martir untuk menggulingkan pemerintahan.

"Itu bukan martir, tetapi mereka dikorban untuk kepentingan elite yang haus kekuasaan dan harta," ujar Hendropriyono.

Dia yakin bahwa TNI dan Kepolisian RI tetap solid menjaga keamanan pengumuman hasil pemilu 2019. Saat ini, kata Hendro, sudah 29 orang terduga teroris yang ditangkal oleh Dentasemen Khusus Antiteror 88. "Jadi, masyarakat tenang saja," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : JIBI
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo.Co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper