Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Boeing Akui Ada Masalah Pada Piranti Lunak Simulator 737 Max

Akan tetapi Boeing tidak menjelaskan kapan pertama kali menyadari masalah tersebut, dan apakah telah memberitahu regulator.
Logo Boeing/Reuters
Logo Boeing/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Boeing mengakui bahwa pihaknya telah memperbaiki kelemahan pada piranti lunak simulator 737 MAX yang digunakan untuk melatih pilot setelah dua kecelakaan pesawat jenis tersebut menewaskan 346 orang.

“Boeing telah melakukan koreksi pada perangkat lunak simulator 737 MAX dan telah memberikan informasi tambahan kepada operator untuk memastikan bahwa simulator tidak bermasalah lagi di berbagai kondisi penerbangan,” menurut pernyataan perusahaan itu seperti dikutip ChanelNewsAsia.com, Minggu (19/5).

Akan tetapi Boeing tidak menjelaskan kapan pertama kali menyadari masalah tersebut, dan apakah telah memberitahu regulator.

Pernyataan tersebut menandai untuk pertama kali Boeing mengakui ada cacat desain dalam perangkat lunak yang terkait dengan 737 MAX. Perangkat lunak anti-stall (anjlok) MCAS disalahkan sebagian besar atas tragedi maskapai penerbangan Ethiopian Airlines.

Menurut Boeing, perangkat lunak simulator penerbangan itu tidak mampu mereproduksi kondisi penerbangan tertentu yang serupa dengan yang ada pada saat kecelakaan Ethiopian Airlines pada Maret. Demikian juga dengan yang terjadi pada Lion Air yang jatuh di jawa Barat pada Oktober tahun lalu.

Pihak Boeing mengatakan bahwa “perubahan terbaru akan meningkatkan simulasi beban gaya pada roda manual. Roda manual tersebut sangat jarang digunakan untuk mengontrol posisi pesawat.

“Boeing bekerja sama secara erat dengan produsen perangkat dan regulator tentang perubahan dan perbaikan ini. Kami juga memastikan bahwa pelatihan bagi pelanggan tidak akan terganggu,” menurut pernyataan tersebut.

Maskapai Southwest Airlines yang merupakan pelanggan utama 737 MAX dengan mengoperasikan 34 pesawat dalam armadanya, memperkirakan akan menerima simulator pertama akhir tahun ini.

Pesawat-pesawat itu masih menunggu persetujuan dari AS dan regulator internasional sebelum mereka dapat kembali terbang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper