Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kapalnya Disita AS, Korut Desak PBB Ambil Sikap Tegas

Korea Utara mendesak Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Gutteres untuk mengambil langkah tegas terhadap Amerika Serikat.
Kapal kargo Wise Honest milik Korea Utara yang disita Amerika Serikat/Handout via Reuters
Kapal kargo Wise Honest milik Korea Utara yang disita Amerika Serikat/Handout via Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Korea Utara mendesak Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Gutteres untuk mengambil mlangkah tegas terhadap Amerika Serikat. Desakan itu muncul setelah AS memutuskan untuk menyita kapal kargo milik Korea Utara yang diduga melanggar sanksi.

Kementerian Kehakiman AS menyatakan kapal bernama "Wise Honest" telah digunakan untuk mengirim batu bara yang merupakan pelanggaran terhadap sanksi Washington dan PBB. Kapal tersebut sempat ditahan oleh otoritas Indonesia pada 2018 lalu.

Dalam surat tertanggal Jumat (17/5/2019) tersebut, perwakilan tetap Korut untuk PBB Kim Song menilai bahwa penyitaan tersebut adalah suatu hal yang ilegal dan merupakan pelanggaran hukum terhadap Pyongyang. Korut bahkan menyebut AS sebagai negara 'gangster' karena tindakan tersebut.

"Tindakan perampasan ini jelas menunjukkan bahwa Amerika Serikat memang negara 'gangster' yang tidak peduli sama sekali pada hukum internasional," kata Kim dalam surat yan ditujukan ke Gutteres seperti dikutip Reuters, Sabtu (18/5/2019).

Kim Song lalu meminta Gutteres untuk mengambil langkah "mendesak" guna merespons keputusan penyitaan itu. Ia pun mendesak AS untuk mengembalikan Wise Honest.

Protes Pyongyang kepada PBB soal penyitaan kapal kargo ini datang di tengah meningkatnya ketegangan Korut dan AS usai perundingan buntu saat KTT di Hanoi, Vietnam akhir Februari lalu. KTT yang kembali mempertemukan pemimpin Korut Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump tersebut gagal mencapai kesepakatan soal denuklirisasi dan peringanan sanksi.

Dengan perundingan yang mandek, Korea Utara pun melanjutkan uji coba rudal dalam beberapa pekan terakhir. Aksi provokatif Korut dinilai banyak pihak sebagai bentuk protes Kim untuk Trump yang enggan menyepakati pencabutan sebagian sanksi saat KTT Hanoi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper