Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Sedang Tak Tertarik Bahas Perdagangan dengan AS

Sebuah tulisan pada media China menyatakan bahwa saat ini pemerintahan Xi Jinping mungkin sedang tidak tertarik untuk membahas negosasi perdagangan lebih lanjut dengan AS. Hal itu terjadi setelah pendekatan kontroversial Presiden Donald Trump baru-baru ini.
Ilustrasi/istimewa
Ilustrasi/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- Sebuah tulisan pada media China menyatakan bahwa saat ini pemerintahan Xi Jinping mungkin sedang tidak tertarik untuk membahas negosasi perdagangan lebih lanjut dengan AS. Hal itu terjadi setelah pendekatan kontroversial Presiden Donald Trump baru-baru ini.

Berdasar tulisan yang dimuat pada Taoran Notes, sebuah halaman blog WeChat yang dikelola media nasional, Economic Daily, disebutkan jika AS tidak menunjukkan sikap tulus ingin mencapai kesepakatan dengan China, kedatangan delegasi Washington pada pertemuan berikutnya akan sia-sia.

Artikel tersebut kemudian dikutip kantor berita nasional Xinhua dan People's Daily, yang mewakili suara Partai Komunis China.

"AS terus berbicara tentang keinginan untuk melanjutkan negosiasi, namun mereka justru memainkan sebuah trik untuk mengganggu suasana diskusi," tulis artikel tersebut, seperti dikutip melalui Bloomberg, Jumat (17/5/2019).

Sejak Agustus 2015, Taoran Notes awalnya menerbitkan artikel tentang beragam topik, dari ulasan buku hingga komentar tentang kebijakan Federal Reserve. Tetapi sejak Oktober 2018, blog ini hampir  secara khusus mengikuti perkembangan negosiasi perdagangan China - AS.

Selain merujuk pada kebijakan AS untuk menaikkan tarif impor produk China menjadi 25 persen dan menargetkan tambahan pada produk lain senilai sekitar US$300 miliar, artikel ini juga menggaris bawahi sikap Trump pekan ini yang mengekang raksasa telekomunikasi China, Huawei Technologies Co., masuk ke pasar AS.

Isi blog tersebut juga menyatakan bahwa China tidak dapat melihat AS memiliki ketulusan substansial untuk mempercepat proses negosiasi.

"Alih-alih, mereka justu meningkatkan tekanan yang ekstrem pada perdagangan. Jika AS mengabaikan kehendak rakyat China, maka mereka juga tidak akan mendapatkan respons yang efektif," tambah tulisan tersebut.

Blog tersebut turut menegaskan tiga syarat untuk mencapai kesepakatan dagang yang sebelumnya disampaikan Wakil Perdana Menteri Liu He pada perundingan terakhir di Washington pekan lalu.

Untuk mencapai kesepakatan, AS harus menghapus semua tarif tambahan, menetapkan target pembelian barang China sesuai dengan permintaan riil dan memastikan isi dari perjanjian sifatnya adil dan tidak akan melukai martabat negara.

"Selain itu, jika ada yang berpikir pihak China hanya menggertak, sikap itu akan menjadi kesalahpahaman yang paling fatal," demikian dikutip dari tulisan tersebut.

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan pekan ini bahwa para pejabat Amerika kemungkinan besar akan ke Beijing dalam waktu dekat untuk melanjutkan pembicaraan perdagangan.

Namun, Mnuchin kemudian mengatakan bahwa dirinya belum berencana untuk pergi ke China.

Zhou Xiaoming, mantan pejabat dan diplomat Kementerian Perdagangan China, mengatakan jika AS gagal membuat konsensus pada isu penting, tidak ada gunanya perundingan dagang dilanjutkan.

"Sikap China telah menjadi lebih keras dan tidak terburu-buru untuk mencapai kesepakatan karena pendekatan AS sangat keras kepala dan China tidak butuh ilusi tentang ketulusan AS," katanya.

Menurut Zhou, juru bicara kementerian perdagangan pada Kamis (16/5), telah secara efektif mengesampingkan agenda perundingan dagang dalam waktu dekat.

Dalam komentarnya kepada media, juru bicara kementerian Gao Feng mengatakan bahwa tiga masalah utama China perlu diatasi sebelum kesepakatan tercapai.

Gao menambahkan bahwa peningkatan ketegangan secara sepihak di Washington baru-baru ini telah secara serius menghambat proses negosiasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper