Kabar24.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam beberapa hari mendatang berencana menandatangani perintah eksekutif yang melarang perusahaan dalam negeri untuk menggunakan peralatan buatan perusahaan telekomunikasi asing yang menimbulkan ancaman keamanan.
Menurut sumber pejabat pemerintahan AS yang dikutip Bloomberg, perintah eksekutif tersebut tidak dimaksudkan untuk memilih negara atau perusahaan mana pun.
Sebelumnya, pemerintahan AS mengatakan bahwa peralatan yang dibuat oleh perusahaan telekomunikasi China, Huawei Technologies Co, berpotensi digunakan untuk memata-matai atas nama pemerintah China. Huawei membantah tuduhan itu.
Pejabat itu juga mengatakan bahwa perintah eksekutif yang akan rencananya akan ditandatangani pada Rabu (15/5/2019) tidak ada hubungannya dengan eskalasi konflik perdagangan dengan China baru-baru ini.
Pada bulan Januari, pemerintah sedang mempersiapkan tindakan yang dapat secara signifikan membatasi perusahaan telekomunikasi milik pemerintah China untuk beroperasi di AS atas dasar keamanan nasional.
Perintah eksekutif tersebut, seperti yang disusun awal tahun ini, tidak akan langsung melarang penjualan perusahaan asing ke AS, tetapi akan memberikan otoritas yang lebih besar kepada Departemen Perdagangan untuk meninjau produk dan pembelian oleh perusahaan yang terhubung dengan negara-negara terkait, termasuk China.
Kementerian Luar Negeri China merespon dengan menuduh nahwa AS "sengaja mendiskreditkan" perusahaan-perusahaan dari negaranya.
"Ini tidak adil. Kami mendesak AS untuk berhenti menggunakan alasan kekhawatiran keamanan untuk menekan perusahaan China secara tidak masuk akal dan memberikan lingkungan yang adil serta tidak diskriminatif bagi perusahaan China untuk beroperasi di AS," kata juru bicara kementerian Geng Shuang di sebuah konferensi pers di Beijing
Huawei berusaha untuk memimpin pasar global dalam teknologi 5G, namun banyak pejabat AS menduga produk perusahaan dapat digunakan oleh China untuk memata-matai pemerintah dan perusahaan Barat. Baik Huawei dan ZTE Corp juga telah ditargetkan oleh AS karena skema yang diduga bertujuan menghindari sanksi AS terhadap Iran.
Pemerintah Kanada Desember lalu menangkap Chief Financial Office Huawei Meng Wanzhou atas permintaan AS, yang meminta ekstradisi atas tuduhan melanggar sanksi Iran.
Ren Zhengfei, pendiri perusahaan dan ayah Meng, telah membantah tuduhan spionase dan keterkaitan dengan pemerintah China. Meng tetap berada dalam tahanan rumah di Vancouver sementara proses hukum berlangsung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel