Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Demokrat Merapat ke Jokowi, Begini Reaksi Megawati

Sekretaris Fraksi PDIP Bambang Wuryanto mengatakan, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tak mempersoalkan jika Demokrat masuk koalisi pendukung pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (kedua kanan) didampingi Menko PMK Puan Maharani (kanan) menyambut kedatangan Calon Wakil Presiden nomor urut 01 KH Maruf Amin (kedua kiri) saat melakukan pertemuan di Jakarta, Kamis (9/5/2019)./ANTARA-Rivan Awal Lingga
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (kedua kanan) didampingi Menko PMK Puan Maharani (kanan) menyambut kedatangan Calon Wakil Presiden nomor urut 01 KH Maruf Amin (kedua kiri) saat melakukan pertemuan di Jakarta, Kamis (9/5/2019)./ANTARA-Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA - Sekretaris Fraksi PDIP Bambang Wuryanto mengatakan, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tak mempersoalkan jika Demokrat masuk koalisi pendukung pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi.

“Itu terserah Presiden," kata Bambang dikutip dari Tempo.Co, Senin (15/3/2019).

Hal itu diungkapkan Bambang, menyusul spekulasi bahwa peluang Demokrat bergabung ke koalisi pemerintahan masih terganjal luka lama hubungan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Kedua mantan presiden itu sangat jarang bertemu setelah Pemilu 2004 yang dimenangi Yudhoyono.

Bambang menyebut, Megawati tak menyimpan atau mewariskan dendam terhadap SBY.

"Buktinya, Mbak Puan (Puan Maharani, putri Megawati) membesuk Ibu Ani (istri Yudhoyono) di Singapura,” ujarnya.

Sebelum menentukan arah koalisi Demokrat pada akhir Juli 2018 lalu, SBY blak-blakan soal hubungannya dengan Megawati Soekarnoputri.

"Saya harus jujur, hubungan saya dengan Ibu Megawati belum pulih. Masih ada jarak," kata SBY di kediamannya, bilangan Mega Kuningan, Jakarta pada Rabu (26/7/2018) malam.

SBY mengaku berusaha memulihkan hubungannya yang retak dengan Megawati sejak 2004.  Ia mengaku berulang kali mencoba menjalin komunikasi kembali dengan mantan bosnya itu setelah pemilihan presiden 2004.

Kisah itu juga pernah disampaikan Presiden SBY lewat bukunya, Selalu Ada Pilihan yang diluncurkan Jumat, 17 Januari 2014.

SBY menduga, barangkali persaingan mereka dalam dua kali pemilihan presiden begitu membekas dalam hati dan pikiran Mega. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : JIBI
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo.Co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper