Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kelompok Bersenjata Serang Hotel Bintang Lima di Pakistan, 1 Tewas

Serangan kelompok bersenjata terjadi di sebuah hotel di Gwadar, Pakistan. Hotel tersebut menjadi favorit bagi warga asing di kawasan tersebut.
Tentara Pakistan berbincang di dekat bendera Pakistan yang berkibar di penjara Karachi, Pakistan, Jumat (23/8/2013)./Reuters-Akhtar Soomro
Tentara Pakistan berbincang di dekat bendera Pakistan yang berkibar di penjara Karachi, Pakistan, Jumat (23/8/2013)./Reuters-Akhtar Soomro

Bisnis.com, JAKARTA -- Sekelompok orang bersenjata menyerang sebuah hotel mewah di Pakistan dan menewaskan setidaknya satu orang, Sabtu (11/5/2019).
 
Reuters melansir Minggu (12/5), tentara Pakistan menyatakan ada tiga orang bersenjata api yang melakukan penyerangan ke Pearl Continental Hotel di Gwadar. Mereka membunuh seorang staf keamanan hotel di pintu masuk dan setidaknya dua orang lainnya terluka.
 
Pihak keamanan berhasil mengamankan area hotel dan mendesak para penyerang di tangga menuju lantai atas. Perlawanan antara kedua pihak pun terjadi. 
 
Menteri Negara Bagian Balochistan Ziaullah Langove mengatakan sebagian besar tamu hotel bintang lima itu telah dievakuasi. 
 
Sementara itu, Balochistan Liberation Army, kelompok yang mendukung otonomi lebih besar di provinsi itu mengaku bertanggung jawab atas penyerangan ini. Mereka mengungkapkan serangan tersebut ditujukan kepada investor China dan investor asing lainnya.
 
Gwadar adalah pelabuhan yang strategis di Laut Arab dan merupakan salah satu proyek China Pakistan Economic Corridor yang bernilai US$60 miliar. Proyek itu adalah bagian dari Belt and Road Initiative (BRI) yang dikembangkan Negeri Panda.
 
Hotel itu memang menjadi tempat yang banyak digunakan oleh para tamu asing, termasuk staf proyek dari China. 
 
Pejabat Pakistan sebelumnya sudah menyampaikan aparat keamanan akan memperketat pengawasan atas kemungkinan terjadinya serangan selama Ramadan
 
Adapun Balochistan adalah provinsi termiskin di Pakistan. Provinsi ini juga dibayangi oleh sengketa antar etnis, konflik sektarian, dan gerakan separatis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper