Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Musrenbangnas 2019: Jusuf Kalla Ingatkan untuk Fokus Pembangunan SDM

Para pemangku kepentingan di tanah air harus mengubah sudut pandang terhadap pembangunan agar Indonesia melompat menjadi negara maju dengan mengedapankan pembangunan sumberdaya manusia (SDM)
Presiden Joko WIdodo (kedua kanan) berjabat tangan dengan Wapres Jusuf Kalla (kedua kiri) disaksikan Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro (kanan) dan Mendagri Tjahjo Kumolo (kiri) saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2019 di Jakarta, Kamis (9/5/2019)./ANTARA-Wahyu Putro A
Presiden Joko WIdodo (kedua kanan) berjabat tangan dengan Wapres Jusuf Kalla (kedua kiri) disaksikan Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro (kanan) dan Mendagri Tjahjo Kumolo (kiri) saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2019 di Jakarta, Kamis (9/5/2019)./ANTARA-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA - Para pemangku kepentingan di tanah air harus mengubah sudut pandang terhadap pembangunan agar Indonesia melompat menjadi negara maju dengan mengedapankan pembangunan sumberdaya manusia (SDM)

Wakil Presiden Jusuf Kalla menuturkan sejarah mencatat kemajuan suatu bangsa sangat tergantung dari bagaimana elemen bangsa bersatu dan mendorong pertumbuhan.

"Saya baru-baru ini ke China dan yang menakjubkan adalah bagaimana dari waktu 30 tahun lalu China maju begitu rupa. Sehingga [saat ini] ada yang mengatakan Tuhan menciptakan manusia, yang lainnya dibuat di China," kata Jusuf Kalla dalam sambutannya pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional atau Musrenbangnas 2019 di Jakarta, Kamis (9/5/2019). 

Menurutnya ungkapan ini menunjukan bagaimana pemerintah setempat dapat mendorong industri sehingga sangat banyak produk yang dihasilkan. Akhirnya produksi ini meningkatkan taraf hidup masyarakat.

"Artinya dalam waktu 30 tahun bagaimana dia menjadi negara Industri di dunia ini [harus dipelajari]," katanya.

JK yang sebelumnya merupakan pengusaha pengendali Grup Bukaka ini menyampaikan lompatan kemajuan juga ditunjukan oleh Korea Selatan. Negara di Asia Timur itu bahkan pada era 1950-an memiliki tingkat perekonomian yang relatif sejajar dengan Indonesia. Demikian juga dengan Singapura, negara kecil di semenanjung selat Malaka itu mencapai kesejahteraan jauh di atas rata-rata masyarat Asia Tenggara.

"Jadi apa yang menyebabkan [sebuah negara] ada yang maju dan tidak maju? Ada yang mengatakan sumber daya alam, ya benar juga tapi Jepang dan Korea tidak punya sumber daya alam. Kita [Indonesia] punya sumber daya alam, membawa kemajuan juga cuma tidak secepat daripada banyak negara lain," katanya.

Dari negara-negara maju ini, kata JK, pendorong kemajuan dan kesejahteraan adalah meningkatnya kemampuan sumber daya manusia. Upaya pemerintah China dengan menjadikan penduduknya yang mencapai 1,4 milyar jiwa sebagai aset dari sebelumnya beban menjadi perbedaan besar.

Pada saat apa yang merobah cina, hanya suatu sedikit merobah cara pandang. Yang merobah cara pandangnya adalah dulu cina menganggap bahwa jumlah penduduk yang besar itu beban, bagi mana dikasih makan 1,4  miliar orang. Kemudian mereka merobahnya dengan mengatakan justru satu 1,4 miliar itu memiliki sumber daya yang luar biasa apabila dipegang semangat pengetahuan yang tinggi. 

Indonesia, kata JK, harus meniru perubahan paradigma yang terbukti sukses ini. Pemerintah telah memulai dengan membuka akses keberbagai pelosok negeri dengan memperbanyak ketersediaan infrastruktur. Selain itu diberikan kemudahan akses pendidikan. Harapannya, Indonesia akan menjadi negara maju pada 2045.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anggara Pernando
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper