Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pergeseran Tanah di Sukabumi Kian Parah

Hingga saat ini jumlah rumah yang rusak berat sebanyak 70 unit dan masih ada puluhan lainnya yang terdampak serta tidak menutup kemungkinan jumlahnya akan terus bertambah.
Sejumlah pengendara kendaraan bermotor melintasi jalan yang ambles di Jalan Sukabumi-Sagaranten, Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (2/5/2019). Data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi hingga Kamis (2/5/2019), bencana gerakan tanah yang menerjang Kampung Gunungbatu. Desa Kertaangsana, Nyalindung, Sukabumi sejak Selasa (16/4/2019) tersebut berdampak pada 109 unit rumah diantaranya 73 unit rumah rusak, 36 unit rumah terancam dan t
Sejumlah pengendara kendaraan bermotor melintasi jalan yang ambles di Jalan Sukabumi-Sagaranten, Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (2/5/2019). Data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi hingga Kamis (2/5/2019), bencana gerakan tanah yang menerjang Kampung Gunungbatu. Desa Kertaangsana, Nyalindung, Sukabumi sejak Selasa (16/4/2019) tersebut berdampak pada 109 unit rumah diantaranya 73 unit rumah rusak, 36 unit rumah terancam dan t

Bisnis.com, SUKABUMI--Pergeseran tanah di Kampung Gunungbatu, Kabupaten Sukabumi semakin parah meskipun masa tanggap darurat bencana itu sudah dicabut terhitung sejak 6 Mei 2019.

"Setiap harinya tanah terus bergeser dan retakannya semakin membesar bahkan ada beberapa titik tanah di lahan pertanian di Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung ini amblas sekitar tiga meter," kata tokoh masyarakat Desa Kertaangsana Aseh Has di Sukabumi, Kamis (9/5/2019).

Menurutnya, pergeseran tanah ini semakin masif, rumah yang awalnya hanya bagian pondasinya yang amblas sekarang sudah badannya yang tenggelam ke dalam tanah. Belum lagi lahan pertanian yang rusak porak poranda akibat retakan dan makin amblas.

Meskipun hingga saat ini tidak ada korban jiwa akibat bencana tersebut, seluruh warga yang sudah mengungsi tetap khawatir karena pergeseran tanah ini semakin meluas dan tidak menutup kemungkinan hingga posko pengungsian yang jaraknya tidak jauh dari lokasi.

Dia yang juga merupakan relawan setiap harinya bersama petugas dari TNI, Polri serta untuk SAR dan relawan lainnya selalu bersiaga dan terus memantau aktivitas pergeseran tanah ini serta memberikan imbauan kepada warga agar tidak masuk atau beraktivitas di lokasi bencana.

"Pergeseran tanah semakin meluas di kampung ini, namun untuk bantuan darurat bagi pengungsi masih mencukupi karena bantuan tidak datang dari pemerintah saja. Tetapi donatur, perorangan, BUMN dan swasta terus mengalir," tambahnya.

Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Eka Widiaman mengatakan bencana pergeseran tanah ini tidak bisa ditanggulangi atau dicegah karena aktivitas ini akan terus bergerak, sehingga penanganannya berbeda dengan bencana tanah longsor.

Maka dari itu langkah yang dilakukan pihaknya untuk mengurangi dampaknya yakni mengungsikan seluruh warga di Kampung Gunungbatu ini ke tempat yang lebih aman, berikut mengevakuasi seluruh harta benda milik warga.

"Hingga saat ini jumlah rumah yang rusak berat sebanyak 70 unit dan masih ada puluhan lainnya yang terdampak serta tidak menutup kemungkinan jumlahnya akan terus bertambah. Untuk jumlah pengungsi mencapai 354 jiwa yang mengungsi ke sejumlah titik," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper