Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banyak Petugas Pemilu Meninggal, Menkes: Kelelahan Bukan Faktor Langsung

Menteri Kesehatan Nila F Moeloek menilai faktor kelelahan tidak menjadi penyebab langsung atas banyaknya petugas penyelenggara pemilu 2019 yang meninggal dunia.
Menteri Kesehatan Nila Moeloek memberikan keterangan pers mengenai jumlah korban meninggal dan sakit pada pelaksanaan Pemilu 2019. Menkes menyampaikan paparannya di Kantor KPU, Jakarta, Rabu (8/5/2019)/Bisnis-Denis Riantiza M
Menteri Kesehatan Nila Moeloek memberikan keterangan pers mengenai jumlah korban meninggal dan sakit pada pelaksanaan Pemilu 2019. Menkes menyampaikan paparannya di Kantor KPU, Jakarta, Rabu (8/5/2019)/Bisnis-Denis Riantiza M

Bisnis.com, JAKARTA--Menteri Kesehatan Nila F Moeloek menilai faktor kelelahan tidak menjadi penyebab langsung atas banyaknya petugas penyelenggara pemilu 2019 yang meninggal dunia.

Berdasarkan data terbaru Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, sampai saat ini ada 446 petugas pemilu yang meninggal dunia. Jumlah petugas meninggal terbanyak berasal dari Provinsi Jawa Barat yang mencapai 111 orang.

Menurut Nila, rata-rata petugas pemilu yang meninggal tersebut kemungkinan tanpa disadari telah mengidap penyakit sebelumnya. Penyakit tersebut kemudian dipicu beban jam kerja yang tinggi saat pelaksanaan pemilu dan membuat risiko kematian menjadi lebih tinggi.

"Jadi memang mungkin sudah punya faktor risiko ditambah pekerjaan yang lebih berat jam kerjanya. Tentu ditambah stres dan keteraturan mereka istirahat," ujar Nila di Kantor KPU, Jakarta, Rabu (8/5/2019).

Nila mengatakan, selama ini banyak orang Indonesia yang tidak sadar akan kesehatan. Dia mencontohkan, berdasarkan data Riskesdas 2018, sebanyak 34 persen orang Indonesia mengidap hipertensi.

Dari jumlah tersebut, 70 persen tidak mengetahui menderita hipertensi. Sedangkan 30 persen yang mengetahui juga tidak minum obat secara teratur.

Nila menambahkan, faktor usia juga bisa meningkatkan risiko kematian pada petugas pemilu yang bertugas dengan beban jam kerja tinggi.

"Hipertensi ujungnya bisa stroke, jantung. Misal kita enggak tahu punya hipertensi terus kerja lebih dari 28 jam. Lalu usianya 60 tahun. Jadi risikonya semakin tinggi," kata Nila.

Sementara itu, Kemenkes telah menerbitkan surat edaran untuk meminta laporan data audit medik dinas kesehatan di tiap provinsi terkait petugas pemilu yang meninggal dunia dan sakit selama pelaksanaan pemilu. Sejauh ini, Kemenkes baru menerima data audit medik lengkap dari Dinkes Provinsi DKI Jakarta.

Berdasarkan data Dinkes DKI Jakarta, petugas pemilu yang meninggal dunia mencapai 18 orang, sedangkan yang sakit sebanyak 2.641 orang.

Dari 18 orang yang meninggal diketahui 8 orang meninggal akibat serangan jantung mendadak. Sisanya disebabkan gagal jantung, liver, stroke, gagal pernafasan, dan infeksi otak meningitis.

Petugas yang meninggal paling banyak berusia 50-70 tahun. Dari 18 orang meninggal, diketahui dua orang berusia 70 tahun, lima orang berusia 60-69 tahun, dan delapan orang berusia 50-59 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper