Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Abaikan AS, Korut Kembali Gelar Uji Coba Senjata Taktis

Tujuan latihan itu adalah untuk menguji kinerja peluncur roket berkaliber besar dan senjata taktis oleh unit pertahanan," menurut Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) sebagaimna dikutip Reuters, Minggu (5/5).
Militer Korea Utara melakukan latihan dengan beberapa peluncur dan senjata taktis ke Laut Timur selama latihan militer di Korea Utara, dalam foto 4 Mei 2019 yang dipasok oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA)./KCNA via Reuters
Militer Korea Utara melakukan latihan dengan beberapa peluncur dan senjata taktis ke Laut Timur selama latihan militer di Korea Utara, dalam foto 4 Mei 2019 yang dipasok oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA)./KCNA via Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Korea Utara menggelar latihan serangan udara dengan menggunakan sejumlah peluncur roket dan senjata taktis ke Laut Timur dalam sebuah latihan militer yang diawasi langsung oleh Presiden Kim Jong Un, sebagaimana dilaporkan media pemerintah hari ini.

Tujuan latihan itu adalah untuk menguji kinerja peluncur roket berkaliber besar dan senjata taktis oleh unit pertahanan," menurut Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) sebagaimna dikutip Reuters, Minggu (5/5).

Dalam latihan itu terlihat senjata yang ditembakkan bukan rudal balistik jarak jauh yang telah dianggap sebagai ancaman bagi Amerika Serikat. Kim memberikan perintah untuk melakukan latihan untuk menekankan perlunya meningkatkan kemampuan tempur untuk mempertahankan kedaulatan politik dan ekonomi mandiri Korea Utara dalam menghadapi ancaman dan invasi, menurut laporan itu.

Pernyataan itu dikeluarkan Kim sehari setelah peluncuran rudal terakhir yang ditafsirkan oleh para analis sebagai upaya untuk menekan Washington. Kim mengingatkan agar AS memperkuat negosiasi untuk mengakhiri program nuklir Korut setelah pertemuan puncak kedua pemimpin pada Februari lalu berakhir dengan kegagalan.

“Ya, tes itu adalah yang paling serius sejak akhir 2017, tetapi ini sebagian besar merupakan peringatan bagi Trump bahwa dia bisa kehilangan perundingan kecuali Washington mengambil langkah denuklirisasi parsial yang ditawarkan oleh Kim,” kata Shin Beom-chul, seorang analis dari Asan Institute for Policy Studies.

Menurutnya, dimulainya kembali tes rudal jarak jauh bisa menjadi latihan berikutnya kecuali Kim mendapatkan apa yang diinginkannya segera.

Korea Utara telah mempertahankan pembekuan dalam uji coba rudal balistik dan senjata nuklir sejak tahun 2017. Hal itu dilakukan seiring dengan langkah Presiden AS Donald Trump melakukan perundingan dengan imbalan penghapusan sanksi ekonomi bagi Pyongyang.

Akan tetapi pembicaraan terhenti setelah pertemuan puncak kedua antara Kim dan Trump di Hanoi pada Februari gagal menghasilkan kesepakatan untuk mengakhiri program nuklir Pyongyang.

Korea Utara menuntut Washington untuk mencabut sanksi yang dipimpin AS sebagai imbalan atas pembongkaran sebagian dari program senjata nuklirnya, sedangkan Amerika Serikat menginginkan penghapusan seluruh program senjata nuklir Utara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper