Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Iklan TV Berdampak Minim ke Perolehan Suara Parpol

Data Adstensity yang dipaparkan oleh PT Sigi Kaca Pariwara menunjukkan belanja iklan terbanyak didominasi oleh partai politik baru seperti Partai Perindo dan Partai Solidaritas Indonesia.
Ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie berpidato saat kampanye dalam #Festival11 Yogyakarta di Jogja Expo Centre (JEC), Bantul, DI Yogyakarta, Senin (11/2/2019)./ANTARA FOTO-Andreas Fitri Atmoko
Ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie berpidato saat kampanye dalam #Festival11 Yogyakarta di Jogja Expo Centre (JEC), Bantul, DI Yogyakarta, Senin (11/2/2019)./ANTARA FOTO-Andreas Fitri Atmoko

Bisnis.com, JAKARTA — Data Adstensity yang dipaparkan oleh PT Sigi Kaca Pariwara menunjukkan belanja iklan terbanyak didominasi oleh partai politik baru seperti Partai Perindo dan Partai Solidaritas Indonesia.

Partai Perindo sebagai partai politik baru ada di posisi pertama belanja iklan terbanyak dalam pemilu tahun ini. Setidaknya, partai besutan Hary Tanoesoedibjo itu menggelontorkan dana senilai Rp82,73 miliar untuk belanja iklan.

Sedangkan PSI ada di urutan kedua untuk belanja iklan terbanyak. Total belanja iklan parpol millenial yang dipimpin Grace Natalie pada kampanye terbuka tahun ini senilai Rp42,83 miliar.

Meskipun demikian, Ketua Dewan Pertimbangan Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) Pusat, Harris Thajeb, menuturkan, banyaknya belanja iklan saat kampanye terbuka tak berdampak pada perolehan suara dalam pemilu. Kedua partai yang mendominasi belanja iklan tersebut justru memperoleh suara dibawah ambang batas.

“Mungkin ini jadi pembelajaran juga kalau jorjoran dalam beriklan itu belum tentu efektif,” katanya kepada Bisnis, Senin (22/4/2019).

Harris menjelaskan, minimnya perolehan suara meski sudah menggelontorkan dana banyak untuk belanja iklan, lantaran ada kecenderungan masyarakat tak ingin suara partai pengusung capres dan cawapres pilihan mereka tergerus.

“Tahun ini kan orang pasti memegang partai yang sudah pasti menduduki DPR dan mendukung presiden pilihan mereka. Contohnya, seperti PSI dan PDI Perjuangan. Kalau PSI kan hanya mendukung pasangan Jokowi – Ma’ruf. Sedangkan yang mengusung mereka PDI Perjuangan. Kalau mereka pilih PSI, takutnya suara PDIP tergerus, yang diuntungkan partai oposisi. Jadi orang-orang cenderung pilih PDI Perjuangan, mungkin PSI untuk pemilu 2024.”

Berdasarkan survei CSIS-Cyrus, perolehan suara yang didapatkan Perindo hanya sebanyak 2,8%, sedangkan PSI hanya memperoleh suara sebanyak 1,9%. Capaian tersebut jauh dibawah ambang batas parlemen yang ditetapkan sebesar 4%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper