Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Lanka Berlakukan Kedaan Darurat

Pemerintah Sri Lanka memberlakukan keadaan darurat setelah serangan bom saat perayaan Paskah yang mematikan dan memakan korban tewas lebih dari 200 orang.
Polisi Sri Lanka mengidentifikasi mayat korban serangan bom di Gereja St Anthony, Kota Kolombo, hari Minggu 21 April 219. Foto: Dokumentasi Reuters
Polisi Sri Lanka mengidentifikasi mayat korban serangan bom di Gereja St Anthony, Kota Kolombo, hari Minggu 21 April 219. Foto: Dokumentasi Reuters

Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah Sri Lanka memberlakukan keadaan darurat setelah serangan bom saat perayaan Paskah yang mematikan dan memakan korban tewas lebih dari 200 orang.

Menurut keterangan pemerintah, langkah-langkah khusus sedang disiapkan.  "Tujuannya untuk memungkinkan polisi dan tentara untuk memastikan keamanan publik," sebagaimana dikutip ChannelNewsAsia.com, Senin (22/4/2019).

Jam malam pertama telah diberlakukan setelah ledakan melanda Sri Lanka. Akses media sosial, termasuk Facebook dan Whatsapp dicegah untuk membatasi informasi yang salah.

Jam malam pertama itu dicabut tadi pagi, namun jam malam kedua yang dimulai dari pukul 20:00 Senin malam sampai pukul 04:00 pagi Selasa diberlakukan.

Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengatakan bahwa pemerintah sedang menyelidiki apakah kelompok ekstremis lokal, yang disebut Jamaah Thowheeth Nasional (NTJ), berada di balik serangan dan jika ada dukungan internasional.

Satu dokumen menunjukkan seorang kepala polisi Sri Lanka mengeluarkan peringatan pada 11 April bahwa agen intelijen asing telah melaporkan bahwa NTJ sedang merencanakan serangan terhadap gereja-gereja dan komisi tinggi India.

Tidak banyak yang diketahui tentang NTJ, sebuah kelompok radikal yang telah dikaitkan dengan perusakan patung-patung Buddha.

Satu sumber kepolisian mengatakan bahwa semua 24 orang yang ditahan sehubungan dengan serangan itu termasuk kelompok ekstremis, tetapi tidak diperinci lebih lanjut siapa kelompok esktrim itu. 

Warga Sri Lanka merupakan bagian besar dari mereka yang terbunuh atau terluka dan  pejabat pemerintah mengatakan 32 orang asing juga terbunuh. Korban tewas itu termasuk warga negara Inggris, AS, Turki, India, Cina, Denmark, Belanda, Portugal, dan Jepang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper