Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Popularitas Trump Turun 3 Persen Usai Laporan Investigasi Keterlibatan Rusia Dirilis

Tingkat popularitas Presiden AS Donald Trump turun 3% menyusul diterbitkannya laporan investigasi intervensi Rusia pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2016.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam konferensi pers di Hotel JW Marriott, di Hanoi, Vietnam, Kamis (28/2/2019)./REUTERS-Jorge Silva
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam konferensi pers di Hotel JW Marriott, di Hanoi, Vietnam, Kamis (28/2/2019)./REUTERS-Jorge Silva

Bisnis.com, JAKARTA -- Tingkat popularitas Presiden AS Donald Trump turun 3 persen dalam approval rating terbaru menyusul diterbitkannya laporan investigasi intervensi Rusia pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2016.

Dalam jajak pendapat yang dilakukan Reuters dan Ipsos, sebanyak 37 persen orang dewasa di AS menyukai kinerja pemerintah Trump. Angka ini turun dari 40 persen dalam survei serupa yang dilaksanakan pada Senin (15/4/2019).

Dilansir dari Reuters, Sabtu (20/4), setelah laporan investigasi terperinci yang disusun Penyelidik Khusus Robert Mueller terkait keterlibatan Rusia dalam Pilpres AS pada 2016, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Trump terus turun. Dalam laporan itu, Mueller menyebutkan adanya upaya Trump untuk campur tangan dan menghalangi proses penyelidikan tersebut.

Dalam laporan setebal 448 halaman itu, disampaikan bahwa investigasi ini tidak menemukan cukup bukti campur tangan Rusia dalam Pilpres 2016. Namun, para penyidik menemukan beberapa tindakan oleh Trump yang bertujuan mempengaruhi proses penegakkan hukum.

Meskipun pada akhirnya Mueller memutuskan untuk tidak menuntut Trump atas tindak kriminal, tapi penyelidikan ini juga tidak membebaskan sang presiden dari tuduhan apapun.

Jajak pendapat Reuters/Ipsos yang dilakukan secara daring di seluruh AS itu mengumpulkan 1.005 tanggapan masyarakat usia dewasa, termasuk 924 orang yang familiar dengan isi laporan Mueller. Dengan interval kredibilitas 4%, jajak pendapat ini menemukan bahwa 50 persen rakyat AS setuju bahwa Trump bekerja sama dengan Rusia dalam Pilpres 2016.

Kemudian, sebanyak 58 persen responden setuju bahwa Trump berusaha menghentikan penyelidikan terkait pengaruh Rusia pada pemerintahannya. Sebanyak 40 persen responden juga berpendapat bahwa Trump harus dilengserkan dari jabatannya, sedangkan 42 persen lainnya tidak setuju dengan rencana pemakzulan.

Respons jajak pendapat terpecah secara tajam antara kedua partai, di mana Demokrat jauh lebih kritis terhadap Trump daripada rekan-rekannya di Partai Republik.

Investigasi Mueller sebelumnya mendakwa 34 orang dan 3 entitas Rusia, memicu hukuman atau permohonan pengampunan dari beberapa rekan Trump termasuk mantan ketua kampanye Paul Manafort, penasihat keamanan nasional Gedung Putih Michael Flynn, dan pengacara pribadi Trump terdahulu yakni Michael Cohen.

Sejauh ini, laporan tersebut tampaknya tidak cukup meyakinkan bagi banyak orang untuk mengubah pendapat mereka tentang perilaku presiden pada pelaksanaan kampanye Pilpres yang lalu. Beberapa juga masih meragukan apakah lingkup pemerintahan Trump terlibat secara tidak patut dengan agen Rusia, atau terkait dugaan percobaan mengganggu proses penyelidikan federal.

Di antara responden yang mengatakan bahwa mereka familiar dengan laporan Mueller, sebanyak 70 persen mengaku laporan itu tidak mengubah pandangan mereka tentang Trump atau keterlibatan Rusia dalam Pilpres AS. Hanya 15 persen responden yang menyatakan mereka telah mempelajari sesuatu yang mengubah pandangan mereka tentang Trump atau penyelidikan Rusia.

Mayoritas responden menuturkan mereka sekarang lebih cenderung percaya bahwa Trump, atau seseorang yang dekat dengannya, melanggar hukum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper