Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengamat : Gerakan Massa Besar-Besaran Setelah KPU Umumkan Hasil Pilpres, Tak Mungkin

Pergerakan massa secara besar-besaran Setelah KPU mengumumkan hasil Pilpres 2019 dinilai tidak mungkin terjadi.
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (tengah) bersama Cawapres Sandiaga Uno dan petinggi partai pendukung mengangkat tangan saat mendeklarasikan klaim kemenangannya pada Pilpres 2019 kepada awak media di kediaman Kertanegara, Jakarta, Kamis (18/4/2019)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (tengah) bersama Cawapres Sandiaga Uno dan petinggi partai pendukung mengangkat tangan saat mendeklarasikan klaim kemenangannya pada Pilpres 2019 kepada awak media di kediaman Kertanegara, Jakarta, Kamis (18/4/2019)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, KUPANG - Dugaan akan terjadi pergerakan massa secara besar-besaran saat KPU mengumumkan hasil penghitungan suara terkait Pilpres 2019 dibantah pengamat.

Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Ahmad Atang, mengatakan hal itu tidak akan terjadi.

"Tidak mungkin ada gerakan skala besar. Dengan adanya hitung cepat yang dilakukan lembaga-lembaga survei beberapa jam setelah Pemilu serentak 2019 dilaksanakan, tensi massa pendukung Capres 02 sudah drop 50 persen," kata Ahmad Atang kepada Antara di Kupang, Minggu (19/4/2019).

Ahmad mengemukakan hal itu berkaitan dengan deklarasi [klaim] kemenangan yang dilakukan Capres Prabowo Subianto  di kediaman peribadi Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Kamis malam, dan kemungkinan gerakan massa pascapenetapan hasil Pilpres 2019.

Menurut Ahmad, tensi massa pendukung Capres Prabowo Subianto-Cawapres Sandiaga Salahuddin Uno sudah jatuh setelah sejumlah lembaga survei nasional mengumumkan hasil hitung cepat Pilpres 2019.

Tensi ini akan terus menurun hingga pleno penetapan Calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Karena itu, kalaupun ada keributan pada saat atau pascapenetapan Capres-Cawapres terpilih, hanya akan dilakukan oleh gerombolan kriminal bayaran saja.

"Saya melihat tidak mengganggu keamanan nasional. Dengan hasil hitung cepat, tensi massa 02 sudah drop 50 persen, dan akan terus menurun hingga penetapan oleh KPU. Jadi kalau ada keributan, hanya gerombolan kriminal bayaran saja," kata Ahmad.

Karena itu, dia berharap jangan lagi ada pernyataan-pernyataan yang dapat memperkeruh suasana pascapemilu. "Mari semua bersama, bersatu untuk menjaga keutuhan NKRI," ujarnya.

Terkait deklarasi [klaim] kemenangan yang dilakukan Capres Prabowo Subianto  pada Kamis malam, Ahmad melihatnya hanya untuk menghibur diri.

"Biasa, hanya untuk menghibur diri saja. Hasil resmi Pemilu 2019 ada di tangan KPU sebagai penyelenggara pemilu," kata Ahmad Atang.

Menurut dia, sebagai calon pemimpin bangsa yang baik, semestinya Prabowo mengikuti tahapan pelaksanaan pemilu sesuai dengan tata aturan.

"Boleh tidak percaya, pada hasil hitung cepat, tetapi ada tahapan yang harus dilalui. Tahapan terakhir adalah penetapan calon terpilih oleh KPU," kata Ahmad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper