Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilainya Dipangkas 30 Persen, Proyek ECRL Malaysia dengan China Dilanjutkan

Perdana Menteri Mahathir Mohamad mengatakan Malaysia akan mengambil keuntungan dari proyek East Coast Rail Link (ECRL) yang kembali dijalankan dengan menjual lebih banyak minyak kelapa sawit ke China setelah negosiasi ulang berhasil menyelamatkan negara itu dari keharusan membayar denda pembatalan sebesar RM21,78 miliar (US$5,3 miliar).
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad/Dok. Malaysian Department of Information/Zarith Zulkifli
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad/Dok. Malaysian Department of Information/Zarith Zulkifli

Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Mahathir Mohamad mengatakan Malaysia akan mengambil keuntungan dari proyek East Coast Rail Link (ECRL) yang kembali dijalankan dengan menjual lebih banyak minyak kelapa sawit ke China setelah negosiasi ulang berhasil menyelamatkan negara itu dari keharusan membayar denda pembatalan sebesar RM21,78 miliar (US$5,3 miliar). 

Proyek kereta api, yang ditangguhkan Juli lalu, sekarang kembali ke jalurnya setelah kedua pemerintah dan masing-masing perusahaan sepakat untuk memotong biaya proyek dengan sepertiga menjadi RM44 miliar dan memperpendek rute.

Kesepakatan awal yang ditandatangani oleh mantan perdana menteri Najib Razak diproyeksikan sebesar RM65,5 miliar dan dianggap "tidak patut" oleh Mahathir yang sangat kritis terhadap investasi China di Malaysia.

Jalur kereta api sepanjang 640 km sekarang akan dialihkan melalui Negeri Sembilan dan mencakup negara bagian Selangor, Pahang, Terengganu dan Kelantan.

Mahathir mengatakan dalam sebuah konferensi pers pada hari Senin bahwa Malaysia bertujuan untuk menggunakan kesepakatan itu untuk menjual lebih banyak minyak sawit ke China.

"Ini tidak terkait langsung, tetapi kami mengambil keuntungan dari penandatanganan perjanjian untuk menyelesaikan pembelian minyak kelapa sawit oleh China," kata Mahathir sebagaimana dikutip ChannelNewsAsia.com, Selasa (16/4/2019).

Mahathir, yang sebelumnya mengatakan bahwa Malaysia akan "dimiskinkan" jika melanjutkan kesepakatan, mengatakan pemerintah harus membayar RM21,78 miliar "tanpa ada yang dihasilkan untuk itu" jika bersikeras membatalkan proyek.

Karenanya, partai berkuasa Pakatan Harapan memutuskan untuk kembali ke meja perundingan dengan China dan mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan, katanya.

Mahathir juga mengatakan sedang dalam negosiasi dengan Bank Ekspor-Impor China mengenai pengurangan pinjaman untuk ECRL, yang sekarang akan dikurangi secara substansial.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper