Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Amerika Kaji Pemindahan Migran ke Kota Suaka Khusus

Gedung Putih menyatakan sedang mencari cara untuk memindahkan para migran tidak berdokumen ke kota-kota suaka khusus, sedangkan para politisi Partai Demokrat menuduh Presiden Donald Trump menciptakan kekacauan yang disengaja di perbatasan AS-Meksiko.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump./Reuters-Jonathan Ernst
Presiden Amerika Serikat Donald Trump./Reuters-Jonathan Ernst

Bisnis.com, JAKARTA - Gedung Putih menyatakan sedang mencari cara untuk memindahkan para migran tidak berdokumen ke kota-kota suaka khusus, sedangkan para politisi Partai Demokrat menuduh Presiden Donald Trump menciptakan kekacauan yang disengaja  di perbatasan AS-Meksiko.

Kepala Humas Gedung Putih, Sarah Sanders mengumumkan tengah melakuan kajian meyeluruh atas rencana itu setelah Trump mengkonfirmasi bahwa pemerintahannya telah mengusulkan langkah kontroversial tersebut.

Apa yang disebut kota suaka khusus adalah San Francisco, Los Angeles, dan New York.

Kota-kota dengan wilayah hukum memiliki corak penegakan hukum berbeda dari koa-kota lainnya. Pemerintahan kota yang didominasi oleh Partai Demokrat itu membatasi kerja sama dalam mematuhi permintaan dari pejabat imigrasi.

"Ini adalah opsi di atas meja," ujar Sarah Sanders merujuk pada proposal itu dalam sebuah wawancara di ABC's Week sebagaimana dikutip ChannelNewsAsia.com, Senin (14/4/2019).

Trump memperhatikan ide itu dan kami tengah melihat apakah ada opsi lain yang memungkinkan sehingga kami melakukan kajian menyeluruh dan luas, katanya.

Pejabat Departemen Keamanan Dalam Negeri dilaporkan telah menolak menyebut pemindahan para migran ilegal itu tidak praktis dan kontraproduktif.

Akan tetapi, dalam sebuah tweet Sabtu malam, Trump menegaskan bahwa AS memiliki "hak absolut untuk menangkap imigran ilegal yang dipindahkan ke kota-kota suaka khusus tersebut.

"Kami dengan ini menuntut agar mereka dijaga pada tingkat tertinggi, terutama oleh Negara Bagian California, yang terkenal (karena) manajemennya yang buruk dan pajak yang tinggi," ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper