Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Polri Beberkan Indikator Daerah Rawan Konflik Saat Pencoblosan

Mabes Polri telah memetakan daerah yang dinilai rawan konflik berdasarkan dominasi simpatisan partai politik saat tertentu di suatu wilayah.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto (kiri) berbincang bersama Kapolri Jenderal Tito Karnavian (kedua kiri) dan Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryanto (tengah) saat meninjau gelar pasukan pengamanan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 di area Bogor Nirwana Residence, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (10/4/2019)./ANTARA-Arif Firmansyah
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto (kiri) berbincang bersama Kapolri Jenderal Tito Karnavian (kedua kiri) dan Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryanto (tengah) saat meninjau gelar pasukan pengamanan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 di area Bogor Nirwana Residence, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (10/4/2019)./ANTARA-Arif Firmansyah
Bisnis.com, JAKARTA--Mabes Polri telah memetakan daerah yang dinilai rawan konflik berdasarkan dominasi simpatisan partai politik saat tertentu di suatu wilayah.
 
Kapolri Jenderal Pol Muhammad Tito Karnavian mengungkapkan bahwa pihaknya telah membagi sejumlah daerah ke dalam beberapa kategori yaitu kategori aman, rawan 1, rawan 2 dan sangat rawan untuk mempertebal atau meminimalisir jumlah personil Polri yang dilibatkan dalam mengamankan suatu wilayah.
 
Tito berpandangan daerah yang masuk kategori aman yaitu daerah yang pendukung paslon 01 dan 02 tidak terlalu banyak, sehingga potensi konflik tidak terlalu besar.
Kemudian, daerah yang telah dipetakan sangat rawan, jika simpatisan kedua kubu jumlahnya sama-sama besar.
 
"Kalau yang masuk kategori sangat rawan, kami akan memperkuat dan mempertebal daerah itu dengan tambahan dari Linmas, Polri dan TNI," tutur Tito, Senin (15/4).
 
Selain itu, daerah yang masuk ke kategori sangat rawan yaitu berpotensi muncul isu sensitif yang berbau SARA dan menjadi alat saling serang para simpatisan kedua kubu.
Kendati demikian, Tito tidak menjelaskan lebih detail daerah mana saja yang disebutkan sangat rawan dan daerah aman.
 
"Jadi kumpulan massa yang berpotensi memberi tekanan intimidatif harus kita waspadai dan kita tambah kekuatan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper