Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisruh Pemilu di Luar Negeri, Wapres JK Harapkan KPU Antisipasi

Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk fleksibel dalam menggelar Pemilu agar dapat mengakomodir keinginan pemilih.
Seorang WNI mencelupkan jari kelingkingya dalam cairan tinta sebagai tanda telah menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu 2019 di TPSLN Islamabad, Sabtu (13/4/2019)./Dok Islamabad
Seorang WNI mencelupkan jari kelingkingya dalam cairan tinta sebagai tanda telah menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu 2019 di TPSLN Islamabad, Sabtu (13/4/2019)./Dok Islamabad

Bisnis.com, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta Komisi Pemilihan Umum untuk bertindak fleksibel sehingga dapat mengakomodir keinginan pemilih dalam menyalurkan aspirasi.

Pernyataan ini disampaikan Jusuf Kalla karena terjadinya kericuhan dalam pelaksanaan Pemilu di Australia. Antusiasme pemilih yang besar terputus karena keterbatasan waktu.

"Ini efek yang sudah diperkirakan bahwa Pemilu kita begitu rumit. Butuh waktu yang lama, setidaknya butuh waktu 12-15 menit untuk 1 orang [karena banyaknya surat suara yang harus dicoblos]," paparnya di Tangerang, Senin (15/4/2019).

Akibat panjangnya waktu yang dibutuhkan bagi setiap pemilih, ditambah tingginya antusias dibandingkan Pemilu sebelumnya, JK menilai penyelenggara harus segera berbenah dan mengantisipasi.

"Karena Tempat Pemungutan Suara (TPS) kurang, lama orang di bilik. Itu masih bagus di luar negeri cuma 4 [kertas suara]. Di kita [17 April mendatang harus mencoblos] 5," tambahnya.

Berdasarkan catatan Bisnis, ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) di Sydney, Australia tidak bisa menggunakan hak pilihnya karena kehabisan waktu. Komisi Pemilihan Umum (KPU) pun berencana untuk mengadakan pemilu lanjutan.

Komisioner KPU Hasyim Asy'ari mengungkapkan bahwa penyebab utama daerah tersebut tidak bisa melanjutkan karena waktu sewa lokasi yang sudah habis. 

“Sementara antrean masih panjang dan kalau mau perpanjang efeknya harus sewa gedung,” katanya, di Jakarta, Senin (15/4).

Oleh karena itu, untuk mengakomodasi pemilih yang belum menggunakan suaranya, Hasyim menjelaskan bahwa KPU kemungkinan akan membuat pemilu lanjutan. Namun, hal ini masih akan dibahas lebih lanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anggara Pernando
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper