Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aktivis Medsos Diminta Menghormati Masa Tenang Pilpres 2019

Masyarakat kita ajak saatnya merenung kira-kira nanti memilih siapa.
Petugas gabungan Bawaslu dan Satpol PP melakukan penurunan Alat Peraga Kampanye (APK) Pemilu di kawasan Jakamulya, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (14/4/2019). Penurunan APK di sejumlah titik jalan protokol tersebut sebagai penerapan aturan memasuki masa tenang Pemilu pada 14-16 April 2019./Antara-Risky Andrianto
Petugas gabungan Bawaslu dan Satpol PP melakukan penurunan Alat Peraga Kampanye (APK) Pemilu di kawasan Jakamulya, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (14/4/2019). Penurunan APK di sejumlah titik jalan protokol tersebut sebagai penerapan aturan memasuki masa tenang Pemilu pada 14-16 April 2019./Antara-Risky Andrianto

Bisnis.com, JAKARTA – Komisi Pemilihan Umum RI mengingatkan pengguna media sosial yang kerap disebut sebagai "influencer" untuk menghormati masa tenang pemilu dengan tidak mengunggah pernyataan atau foto yang berisi informasi tentang peserta pemilu.

"Sekarang masa tenang, masyarakat kita ajak saatnya merenung kira-kira nanti memilih siapa. Sudah cukup memberikan informasi atau melakukan kegiatan kampanye," kata Komisioner KPU RI Viryan Azis di Gedung KPU RI, Jakarta, Senin (15/4/2019).

Pernyataan Viryan menyikapi adanya beberapa pengguna media sosial, yang memiliki banyak pengikut, yang memberikan informasi atau referensi kepada masyarakat dalam memilih peserta pemilu melalui akun medsosnya.

Viryan mengatakan masyarakat sudah cukup mendapatkan informasi tentang peserta pemilu karena masa kampanye sudah diberlakukan dengan sangat panjang.

"Jadi silakan saling menghormati, renungi. Kemarin kan banyak informasi macam-macam, sebagiannya hoaks, nah yang hoaks ini jangan terpengaruh," kata Viryan.

Dia menekankan seluruh pihak dapat melaporkan ke Bawaslu jika mendapati kegiatan seperti kampanye pada masa tenang.

Nantinya Bawaslu akan menilai apakah kegiatan yang dilaporkan itu termasuk dalam pelanggaran atau tidak.

"Bawaslu akan menilai, karena konteksnya bisa bermacam-macam," kata Viryan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper