Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenaikan IHP China Beri Sentimen Positif Ekonomi Domestik

Indeks inflasi produsen (IHP) China mencatatkan peningkatan untuk pertama kali dalam sembilan bulan terakhir pada Maret, menepis risiko deflasi yang sempat dikhawatirkan oleh pasar.
Mobil BMW terlihat di terminal mobil di pelabuhan Dalian, provinsi Liaoning, China, 9 Januari 2019. /REUTERS
Mobil BMW terlihat di terminal mobil di pelabuhan Dalian, provinsi Liaoning, China, 9 Januari 2019. /REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks inflasi produsen (IHP) China mencatatkan peningkatan untuk pertama kali dalam sembilan bulan terakhir pada Maret, menepis risiko deflasi yang sempat dikhawatirkan oleh pasar.

Bagi China, ini merupakan bukti bahwa upaya mereka dalam mengeluarkan stimulus besar-besaran guna meningkatkan ekonomi mulai memberikan dampak positif terhadap permintaan domestik.

Pada saat yang sama, Biro Statistik Nasional China menyampaikan, indeks harga konsumen turut mengalami lonjakan ke level tertinggi sejak Oktober 2018 ditopang oleh harga daging babi akibat epidemi flu babi.

"Indeks harga produsen China pada Maret naik 0,45 dari tahun sebelumnya," tulis Biro Statistik Nasional China dalam pernyataan resmi, seperti dikutip melalui Reuters, Kamis (11/4/2019).

Realisasi ini lebih tinggi 0,1 persen dari angka Februari serta sejalan dengan perkiraan analis dalam jajak pendapat Reuters.

Peningkatan IHP, meskipun sedikit, kemungkinan akan mendongkrak optimisme bahwa ekonomi terbesar kedua dunia tersebut perlahan mulai bergerak ke arah pertumbuhan, setelah survei terbaru menunjukkan bahwa aktivitas pabrik meningkat untuk pertama kalinya dalam dalam beberapa bulan terakhir.

Meski demikian para analis tetap mengingatkan pasar untuk berhati-hati karena diperlukan data tambahan dan stimulus kebijakan pemerintah di Beijing untuk melihat apakah pertumbuhan dapat bertahan lama.

Sebagian besar dari peningkatan IHP didukung oleh kenaikan pada harga ekstraksi di sektor pertambangan sebesar 4,2 persen secara tahunan, dari 1,8 persen pada Februari. Penurunan harga bahan baku juga menjadi lebih moderat.

Namun, perkembangan ini lebih disebabkan oleh perubahan harga komoditas daripada penguatan permintaan. Harga untuk barang konsumsi tahan lama turun selama dua bulan berturut-turut, menunjukkan bahwa faktor pelemahan masih ada.

Jika dilihat secara bulanan, IHP naik untuk pertama kalinya dalam lima bulan terakhir. Indeks naik tipis 0,1 persen jika dibandingkan dengan penurunan sebesar 0,1 persen pada Februari.

Laju pertumbuhan ekonomi negeri bambu ini terus mengalami perlambatan selama hampir tiga dekade di tengah lesunya permintaan domestik serta perang dagang berkepanjangan dengan Amerika Serikat.

Kampanye pemerintah yang menargetkan pengurangan risiko utang serta penanggulangan pencemaran dinilai telah menghalangi investasi baru masuk ke China.

Pemerintahan Presiden China, Xi Jinping, menanggapi kondisi ini dengan meningkatkan pengeluaran untuk pembangunan infrastruktur seperi jalan, jalur kereta api dan pelabuhan, guna meningkatkan permintaan serta kenaikan harga bahan bangunan.

Bulan lalu, Beijing mengumumkan pemangkasan pajak hampir 2 triliun yuan atau senilai US$297,27 miliar untuk mengurangi tekanan pada neraca perusahaan.

Pemotongan pajak pertambahan nilai (PPN) yang dimulai pada 1 April membuat pemerintah mengurangi harga listrik dan gas alam. Harga eceran bensin dan solar juga masuk ke dalam agenda pemangkasan dalam waktu dekat.

Harga jual produk mewah dari perusahaan seperti Apple Inc. hingga produsen mobil Eropa, BMW, telah mengalami penurunan pasca pemotongan pajak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper