Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

FAO: Pemberdayaan Keluarga Petani Kunci Jaga Ketahanan Pangan Asia Tenggara

FAO menyebutkan salah satu upaya penting yang bisa dilakukan untuk meningkatkan ketersediaan pangan adalah melalui penyediaan akses kredit pedesaan, terutama bagi perempuan, dan peningkatan program perlindungan sosial pedesaan bagi keluarga petani
Asisten Direktur Jenderal FAO dan Perwakilan Regional untuk Asia dan Pasifik Kundhavi Kadiresan/Bisnis Indonesia-Iim Fathimah Timorria
Asisten Direktur Jenderal FAO dan Perwakilan Regional untuk Asia dan Pasifik Kundhavi Kadiresan/Bisnis Indonesia-Iim Fathimah Timorria

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) menyebutkan salah satu upaya penting yang bisa dilakukan untuk meningkatkan ketersediaan pangan adalah melalui penyediaan akses kredit pedesaan, terutama bagi perempuan, dan peningkatan program perlindungan sosial pedesaan bagi keluarga petani.

Asisten Direktur Jenderal FAO dan Perwakilan Regional untuk Asia dan Pasifik Kundhavi Kadiresan mengungkapkan bahwa sebagian besar makanan yang sampai di meja konsumen berasal dari produksi pertanian berbasis keluarga. Mereka menghasilkan 80 persen dari makanan dunia dan merupakan sumber pekerjaan terbesar, namun banyak dari keluarga petani sendiri mengalami rawan pangan dan sangat miskin.

"Di Asia Tenggara, sebagian besar lahan pertanian dimiliki oleh petani kecil yang memiliki lahan pertanian kurang dari lima hektar. Di Indonesia, bahkan lebih kecil lagi, sebagian besar pertanian mengolah lahan kurang dari satu hektar," ungkap Kadiresan kala menjadi pembicara kunci dalam "Regional Conference on Strengthening Southeast Asia’s Food Security, Nutrition, and Farmers’ Welfare through the UN Decade of Family Farming” di Jakarta, Kamis (4/4/2019).

Masyarakat miskin pedesaan, ungkapnya, terutama pertanian keluarga, menghadapi kesulitan besar dalam mengakses kredit, layanan, teknologi, dan pasar yang memungkinkan mereka meningkatkan produktivitas sumber daya alam dan tenaga kerja. Perempuan pedesaan juga amat dipengaruhi oleh situasi yang tidak menguntungkan ini.

Sebagian besar pekerjaan yang tersedia di pertanian memiliki hubungan dengan pendapatan yang rendah dan tidak stabil, kondisi keselamatan dan kesehatan yang buruk, ketidaksetaraan gender dalam upah dan juga peluang kerja, serta perlindungan sosial yang terbatas.

"Karena kurangnya akses ke pelatihan layanan keuangan dan penyuluhan dan fasilitas pemrosesan, prospek yang menarik seringkali lebih terbatas di daerah pedesaan daripada di daerah perkotaan," tambah Kadiresan.

Dalam konteks Asia Tenggara, Kadiresan mengemukakan bahwa pemberdayaan pertanian keluarga sama halnya dengan mengatasi penyebab kerawanan pangan dan kekurangan gizi di kawasan ini. Pasalnya, sebagian besar lahan pertanian di negara Asia Tenggara dikelola oleh petani keluarga.

Untuk menjamin kualitas dan produktivitas kelompok rentan yang memiliki andil besar ini, Kadiresan menyampaikan perlunya kebijakan dan inovasi untuk meningkatkan kesejahteraan pertanian keluarga, dan memperkuat ketahanan pangan mereka

"Kita membutuhkan inovasi. Inovasi dalam kebijakan dan lingkungan yang mendukung. lnovasi dalam teknologi. Dan Inovasi dalam institusi," tambahnya.

”Yang paling penting, keluarga petani harus menjadi hati dari inovasi ini," tutup Kadiresan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper