Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prayut Chan-o-cha Calon Kuat PM Thailand, Pemilu Tahap Awal Dimulai

Ratusan ribu pemilih memadati sekolah, tempat parkir dan kuil di seluruh Thailand pada Minggu (17/3/2019) untuk untuk memberikan suara pada pemilu tahap awal.
Pendukung Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha saat kampanye kampanye Partai Palang Pracharat di Bangkok pada Jumat (15/3/2019)./Reuters-Soe Zeya Tun
Pendukung Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha saat kampanye kampanye Partai Palang Pracharat di Bangkok pada Jumat (15/3/2019)./Reuters-Soe Zeya Tun

Bisnis.com, JAKARTA – Ratusan ribu pemilih memadati sekolah, tempat parkir, dan kuil di seluruh Thailand pada Minggu (17/3/2019) untuk untuk memberikan suara pada pemilu tahap awal sepekan sebelum pemilu lanjutan yang tidak dilaksanakan sejak 8 tahun.

Pemilu tingkat lanjut biasanya menjadi perhatian utama publik. Akan tetapi, pada hari ini kegembiraan sangat terasa di mana-mana karena pemilih berbondong-bondong ke tempat pemungutan suara.

Lebih dari 2,3 juta warga Thailand diperkirakan akan memberikan suara sebelum tanggal pemilihan resmi pada 24 Maret sebagaimana dikutip ChannelNewsAsia.com, Minggu (17/3/2019).

Sejak terjadi kudeta 2014 untuk menggulingkan perdana menteri Yingluck PM Shinawatra, pemerintah militer telah berulang kali menunda pemilihan umum yang demokratis. Masyarakat Thailand menyesalkan langkah militer tersebut.

"Saya akhirnya memiliki kesempatan untuk memberikan suara saya karena saya sudah menunggu begitu lama," kata Paka Kaengkhiew yang berusia 48 tahun ketika dia berdiri dalam antrean di depan kantor distrik Phra Khanong di Bangkok.

Di Dusit, kawasan militer dan gedung pemerintah, pemilih berkerumun di halaman sekolah sebelum sebuah TPS dibuka.

Orang-orang yang mengenakan pakaian kerja mereka, seragam militer, dan pakaian kasual, menunggu dengan sabar untuk memberikan suara mereka.

Mantan Perdana Menteri Thailand, Prem Tinsulanonda juga datang ke TPS untuk memberikan suaranya saat pemilihan awal.

Lebih dari 51 juta warga Thailand berhak memilih dalam pemilihan resmi 24 Maret, yang akan diselenggarakan di bawah konstitusi yang dibuat militer.

Para analis mengatakan sistem pemilihan yang baru meguntungkan partai yang berpihak pada tentara yang digawangi oleh pemimpin junta Prayut Chan-O-Cha. Prayut  mencalonkan diri menjadi perdana menteri sipil setelah pemerintah dibentuk.

Namun, para pemilih pada hari Minggu masih berpegang pada harapan untuk perubahan. "Saya memilih hari ini dengan harapan untuk perubahan yang lebih baik," kata Mart Bupa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper