Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wapres Jusuf Kalla : Pemahaman Demokrasi Semakin Baik

Indonesia sudah berpengalaman menggelar tiga kali Pemilihan Presiden. Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta masyarakat tidak terpecah karena beda pilihan.
Wakil Presiden Jusuf Kalla/BISNIS-Nur Faizah Al Bahriyatul Baqiroh
Wakil Presiden Jusuf Kalla/BISNIS-Nur Faizah Al Bahriyatul Baqiroh

Bisnis.com, BANDUNG — Masyarakat diharapkan legawa menerima hasil Pemilu 17 April 2019 sehingga tidak menimbulkan perpecahan bangsa.

Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam Dialog Silahturahmi Kebangsaan di Bandung menyebutkan Indonesia telah sukses melaksanakan Pemilihan Presiden secara langsung selama tiga periode. Kali ini dalam pemilihan keempat kalinya juga diyakini akan sukses karena pemahaman masyarakat akan demokrasi terus membaik.

"Pemilu kali ini pemilu yg ke-4 langsung memilih Presiden [dan Wakil Presiden]. Selama tiga kali sebelumnya alhamdulillah tidak ada chaos, keributan. Pemahaman kita akan demokrasi sudah lebih baik," kata Jusuf Kalla di Bandung, Minggu (17/3/2019).

Lebih lanjut JK menyebutkan saat ini instrumen dalam demokrasi juga semakin kuat. Elit politik yang tidak puas atas proses penyelenggaraan Pemilu dapat melayangkan keberatan ke Badan Pengawas Pemilu hingga Mahkamah Konstitusi (MK).

Menurut JK yang juga Ketua Dewan Penasehat Kampanye Nasional Joko Widodo - Maruf Amin ini, tokoh masyarakat juga diharapkan mengambil peran untuk meredam ketegangan di tengah masyarakat. Para elit ini diharapkan meredam emosi masyarakat.

"Setelah Pemilu siapa yang kalah jika tidak puas ya ajukan ke MK dan diharapkan tokoh-tokoh masyarakat memberikan pengalaman dan nasihatnya sehingga tidak ada apa-apa [aman]," katanya.

Lebih lanjut JK menyebutkan dalam alam demokrasi berbeda pilihan merupakan sebuah kewajaran. Meski begitu masyarakat harus saling menghargai.

"Sebagai bangsa kita harus memakai pengalaman kita di masa lalu dan masa datang. Sebagai bangsa, memang banyak masalah. Selama 74 tahun Indonesia merdeka, setidak-tidaknya ada 15 konflik besar. Termasuk di Jawa Barat," katanya.

Konflik yang timbul selalu dilatari akibat ketidakadilan dirasakan oleh masyarakat. Ketidakadilan antarpulau, antardaerah, antarmasyarakat, maupun soal ekonomi di tengah masyarakat.

"Ketidakadilan itulah yang menjadi bagian pekerjaan rumah kita untuk menyelesaikan masalah-masalah itu di masa datang. Karena itulah pada masa kini dan masa datang dibutuhkan suatu kepemimpinan yang baik untuk menjaga keadilan dan kemajuan hidup," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper