Bisnis.com, JAKARTA — Pidato politik Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie di Medan International Convention Center, Senin (11/3/2019), mendapat sorotan dari sesama anggota partai Koalisi Indonesia Kerja (KIK), PDI Perjuangan.
Sebab, dalam pidato tersebut, Grace menyindir Partai Nasionalis lain yang tidak bersuara pada kasus korban persekusi Meliana yang dibakar rumahnya, pemerintah kota Jambi yang menyegel tiga gereja, persekusi atas jemaat GBI Philadelpia di Labuhan Medan, serta kasus nisan salib digergaji yang sempat viral di media sosial.
Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno pun menjawab sindiran tersebut dengan menyebut PSI sebagai partai baru yang kurang informasi, dan kerap terlihat genit atau lebai.
"PSI pandai berkata-kata dengan diksi dan narasi yang menarik. Sementara kami lebih sibuk menerjemahkan ideologi ke dalam krida dan kerja politik kongkrit, melalui siklus internalisasi, sosialisasi, eksternalisasi, dan kombinasi dari berbagai metode pembumian gagasan," tutur Hendra pada wartawan, Selasa (12/3/2019).
Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara PSI Rian Ernest menjelaskan pada Bisnis bahwa ungkapan "pembumian gagasan PDIP" dari Hendra, justru dinilainya telah membuat publik bosan.
Sebab, Rian menilai PDIP sebagai salah satu Partai Nasionalis di Indonesia, tidak menyatakan sikap politik secara jelas dalam berbagai isu-isu nasional yang PSI suarakan.
"Justru kami tanya balik, apa konkretnya untuk berbagai tindakan persekusi? Apa konkretnya untuk melawan korupsi, kalau masih ada caleg eks koruptor diajukan lagi di April nanti?" ujar Rian, Selasa (12/3/2019).
"Lalu bagaimana dengan fakta bahwa PDIP terlibat aktif mengesahkan Perda Syariah? Bentuk nyata peraturan mayoritas di atas minoritas. Publik yang rindu partai nasionalis sejati sudah tidak akan puas diberikan jawaban ngawang seperti pembumian gagasan!" tambahnya.
Rian pun membela PSI dengan mengungkapkan fakta bahwa menurut survei, elektabilitas calon legislatif (caleg) dari partainya mulai meningkat, membuktikan bahwa caleg PSI tidak minim implementasi sikap politik.
"Sekarang kalau minim implementasi, bagaimana menjelaskan fakta bahwa di banyak dapil, caleg-caleg DPR PSI sudah mengekor incumbent [petahana] PDIP," tambahnya.
Di sisi lain, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan bahwa dirinya belum mendengar pidato politik Grace yang dinilai menyindir partainya. Tetapi, Hasto menyatakan akan tetap mendengar pidato politik tersebut setelah urusan kampanye Jokowi-Ma'ruf selesai.
"Aduh saya nggak dengar. Saya tadi malam rapat sama presiden. Kami lebih banyak mempersiapkan tim kampanye," ujar Hasto selepas menghadiri kediaman Ma'ruf Amin, Selasa (12/3/2019).
"Pidato-pidato politik yang banyak kami dengar ya dari Pak Presiden. Persiapan pak Presiden, persiapan pak Prabowo kita lihat. Kalau setiap pidato politik kami dengar, semuanya. [Tetapi] Kami fokus kan tadi malam ada rapat dengan pak Jokowi dan seluruh Ketum [Parpol KIK]," tambahnya.
PSI dan PDIP Saling Sindir Soal 'Partai Nasionalis'
Pidato politik Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie di Medan International Convention Center, Senin (11/3/2019), mendapat sorotan dari sesama anggota partai Koalisi Indonesia Kerja (KIK), PDI Perjuangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Aziz Rahardyan
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
5 jam yang lalu
Target Harga ACES Jelang Rebranding Merek Baru
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
2 jam yang lalu