Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BNPB : Fenomena Alam di Samudra Hindia, Waspada Banjir Meluas

Masyarakat dihimbau untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi banjir, longsor dan puting beliung.
Susasana jalan tol Trans Jawa ruas Ngawi-Kertosono pada KM 603-604 yang terendam banjir di Desa Glonggong, Balerejo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Kamis (7/3/2019)./ANTARA-Siswowidodo
Susasana jalan tol Trans Jawa ruas Ngawi-Kertosono pada KM 603-604 yang terendam banjir di Desa Glonggong, Balerejo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Kamis (7/3/2019)./ANTARA-Siswowidodo
 
Bisnis.com, JAKARTA - Masyarakat dihimbau untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi banjir, longsor dan puting beliung. 

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat berdasarkan laporan instansi teknis, potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi masih berpeluang terjadi di Jawa, Bali, NTB, NTT Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Papua Barat.
 
Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB menjelaskan berdasarkan laporam terjadi aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) di Samudera Hindia. Dampak fenomena ini telah menyebabkan curah hujan tinggi di kawasan Indonesia. 

"MJO adalah fenomena gelombang atmosfer yang bergerak merambat dari barat atau Samudera Hindia  ke timur dengan membawa massa udara basah," jelas Sutopo dalam keterangan tertulisnya, Kamis (7/3/2019). 

Seiring masuknya aliran udara basah dari Samudera Hindia ini maka membawa potensi curah hujan bagi daerah-daerah yang dilalui. 

"Fenomena ini dapat bertahan hingga satu minggu," katanya.

Sutopo menyebutkan saat yang sama terdapat sirkulasi siklonik di Samudera Hindia Barat Sumatera yang membentuk  daerah pertemuan angin cukup konsisten di wilayah Sumatera, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Jawa menyebabkan curah hujan juga meningkat.
BNPB mencatat di Jawa Timur, hujan deras telah menyebabkan banjir melanda 15 kabupaten. Data sementara, banjir menyebab lebih dari 12.495 KK terdampak. Sebagian masyrakat mengungsi ke tempat yang lebih aman.
 
Berdasarkan laporan Pusdalops BPBD Provinsi Jawa Timur, 15 kabupaten yang mengalami banjir adalah Kabupaten Madiun, Nganjuk, Ngawi, Magetan, Sidoarjo, Kediri, Bojonegoro, Tuban, Probolinggo, Gresik, Pacitan, Tranggalek, Ponorogo, Lamongan dan Blitar. Daerah yang paling parah terlanda banjir adalah Kabupaten Madiun. Dampak banjir masing-masing kabupaten sebagai berikut:
 
1. Kabupaten Madiun
Banjir diwilayah ini disebabkan meluapnya sungai Jeroan yang merupakan anak sungai Madiun. Sebanyak 39 desa di delapan kecamatan di Kabupaten Madiun terendam banjir. Sedikitnya dua rumah rusak berat, 253 Hektare (Ha) sawah tergenang, tiga tanggul dan dua jembatan rusak 2. Sebanyak 4.317 Kepala Keluarga (KK) atau 17.268 jiwa terdampak banjir. 

"Bupati Madiun telah menetapkan masa tanggap darurat banjir selama 14 hari yaitu tanggal 6 -19 Maret 2019," jelas Sutopo
 
2. Kabupaten Nganjuk
Banjir disebabkan luapan air Sungai Kuncir di Desa Sonopatik Berbek sehingga banjir merendam jalan raya dan pemukiman warga di enam kecamatan dengan ketinggian 10 - 100 cm. Sebanyak 456 KK terdampak banjir. 

3. Kabupaten Ngawi
Banjir akibat meluapnya Sungai Bengawan Madiun. Banjir merendam rumah warga sebanyak 4.490 KK di 18 desa, 6 kecamatan dengan ketinggian 50 - 100 cm.
 
4. Kabupaten Magetan
Banjir akibat meluapnya air sungai ke jalan desa dari RT 13 sampai dengan RT 17 Desa Ngelang Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan. Ketinggian air mencapai 125 CM serta menggenangi rumah warga sejumlah 284 rumah.
 
5. Kabupaten Sidoarjo
Banjir disebabkan luapan Sungai Avoer Krembung II sehingga berdampak pada rumah tergenang sebanyak 498 KK di 3 desa dengan ketinggian 20 - 40 cm.
 
6. Kabupaten Kediri
Banjir akibat air luapan di Desa Gempolan Kec. Gurah, Kab. Kediri, menyebabkan SDN Gembolan 1 terendam air setinggi 30-50 cm.
 
7. Kabupaten Bojonegoro
Banjir akibat meluapnya air Sungai Pacal yang berdampak pada 23 desa, 8 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro dengan ketinggian air 30 - 40 cm. Sebanyak 1.382 rumah dan 121 hektar sawah terendam banjir.
 
8. Kabupaten Tuban
Banjir merendam wilayah di Kecamatan Parengan akibat meluapnya Sungai (Kali Kening) sehingga 10 desa di Kecamatan Parengan terendam dan berdampak pada persawahan tergenang 140 Ha, rumah tergenang 620 KK, jalan poros tergenang dengan ketinggian 20 - 90 cm, kantor pemerintahan tergenang 3 unit, sekolah tergenang 4 unit dan tempat ibadah tergenang 7 unit.
 
9. Kabupaten Probolinggo
Puting beliung dan banjir terjadi di Desa Tambak Rejo Kecamatan Tongas. Akibat kejadian tersebut berdampak pada 1 orang meninggal dunia dan 1 orang luka ringan akibat puting beliung. Dampak banjir masih dalam pendataan.
 
10. Kabupaten Gresik
Banjir akibat luapan Kali Miru berdampak pada tiga kecamatan yakni Kedamaean, Driyorejo dan Dukun dengan ketinggian 20 - 100 cm. Sebanyak 90 rumah tergenang.
 
11. Kabupaten Pacitan
Hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan meluapnya air Sungai Grindulu di Kecamatan Arjosari yang menyebabkan banjir di 10 desa pada dua kecamatan dengan ketinggian air 30 - 80 cm.
 
12. Kabupaten  Trenggalek
Banjir akibat luapan Sungai Ngasinan di Kecamatan Trenggalek. Banjir menerjang 14 desa pada 5 kecamatan dengan ketinggian air 15 - 200 cm.
 
13. Kabupaten Ponorogo
Banjir terjadi di wilayah Kecamatan Balong. Ruas jalan dan permukiman di terendam banjir.
 
14. Kabupaten Lamongan
Banjir akibat luapan Bengawan Solo sehingga merendam 9 desa di 3 kecamatan yaitu di Kecamatan Laren, Maduran dan Babat. Tanggul Sungai Bengawan Solo jebol sepanjang 70 meter. Banjir juga menyebabkan  terputusnya akses masuk menuju Dusun Sawo Desa Jangkungsumo sehingga masyarakat harus melewati jalur memutar untuk kedaerah lain. Lebih dari 60 rumah terendam banjir.
 
15. Kabupeten Blitar
Hujan deras yang turun pada 6/3/2019 pukul 11.00 WIB dan pukul 16.00 WIB menyebabkan terjadi banjir, longsor dan pohon tumbang di wilayah. Wilayah yang terdampak Banjir di Dsn. Gondanglegi, Desa Sutojayan dengan warga terdampak sebanyak 240 KK.
 
"BPBD bersama TNI, Polri, Basarnas, SKPD, PMI, Tagana, relawan dan masyarakat masih melakukan penanganan darurat. Evakuasi, pemberian bantuan permakanan, pendirian tenda dan lainnya masih dilakukan. Pendataan dampak banjir masih dilakukan BPBD," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anggara Pernando
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper