Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Negara Produsen Karet Pangkas Ekspor, Wapres JK Dorong Peningkatan Konsumsi Dalam Negeri

Pemerintah mengharapkan pemangkasan ekspor dari negara-negara utama produsen karet alam diikuti peningkatan pemanfaatan di dalam negeri. Upaya ini diharapkan dapat mengembalikan harga karet ketingkat kompetitif.
Petani menoreh pohon karet di kawasan perkebunan kebun karet Jawi jawi, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Rabu (5/7)./ANTARA-Abriawan Abhe
Petani menoreh pohon karet di kawasan perkebunan kebun karet Jawi jawi, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Rabu (5/7)./ANTARA-Abriawan Abhe
 
 Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah mengharapkan pemangkasan ekspor dari negara-negara utama produsen karet alam diikuti peningkatan pemanfaatan di dalam negeri. Upaya ini diharapkan dapat mengembalikan harga karet ketingkat kompetitif.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menuturkan saat ini Indonesia, Malaysia dan Thailand merupakan produsen karet utama dunia. Tiga negara ini menguasai 70% produksi karet alam dunia.

"Kalau di minyak dan gas ada OPEC. Kalau tiga negara ini menurunkan ekspor maka akan perlahan menaikan harga," kata Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden, Selasa (26/2/2019).

Lebih lanjut Jusuf Kalla menyebutkan upaya pemangkasan sendiri baru satu hal. Untuk memberikan hasil optimal agar meningkatkan harga harus diikuti dengan peningkatan penggunaan karet. Terutama di dalam negeri seperti penggunaan untuk aspal atau pemanfaatan lainnya. 

"Tentu agar harga meningkat dengan peningkatan pemanfaatan di dalam negeri," katanya.

Sebelumnya pertemuan International Tripartite Rubber Council (ITRC) yang terdiri atas Thailand, Indonesia, dan Malaysia, di Bangkok, Jumat (22/2) mengumumkan akan memangkas ekspor untuk menopang harga karet di pasar global. Dalam pertemuan negara produsen itu disepakati ekspor akan dipangkas hingga 300.000 ton. Besaran porsi pemangkasan sendiri akan ditetapkan dalam pertemuan selanjutnya pada awal Maret mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper