Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Donald Trump Perpanjang Tenggat Waktu Kenaikan Tarif untuk China

Trump mengungkapkan bahwa perundingan kedua negara sejauh ini membuahkan kemajuan yang substansial
Presiden AS Donald Trump berpidato saat bertemu Presiden China Xi Jinping di China pada November 2017/Reuters
Presiden AS Donald Trump berpidato saat bertemu Presiden China Xi Jinping di China pada November 2017/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan perpanjangan tenggat kenaikan tarif impor bagi China dan menyatakan kedua negara akan melanjutkan perundingan dagang.

Melalui akun Twitter-nya, Trump berkicau bahwa perundingan antara China dan AS sejauh ini menghasilkan "kemajuan substansial dan produktif" di sejumlah isu yang menjadi sumber sengketa keduanya.

"Saya akan menunda kebijakan AS untuk menaikkan tarif yang sedianya berlaku pada 1 Maret," tulis Trump sebagaimana dikutip Reuters, Senin (26/2/2019).

Selain menunda kenaikan tarif, Trump juga menyatakan ia akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping jika kemajuan perundingan terus berlanjut dan sebuah kesepakatan dagang bakal ditandatangani.

"Dengan asumsi kedua pihak menghasilkan kemajuan perudingan, kami berencana bertemu dalam sebuah KTT dengan Presiden Xi Jinping di Mar-a-Lago untuk memutuskan sebuah kesepakatan. Sebuah pekan yang baik bagi AS dan China!" ungkap Trump.

Mar-a-Lago merupakan sebuah properti milik Trump yang berlokasi di Florida. Kedua pemimpin negara adikuasa itu sebelumnya pernah bertemu di sana.

Pemerintahan Donald Trump sebelumnya berencana untuk menaikkan tarif dari 10% menjadi 25% terhadap impor China ke AS yang menyentuh nilai US$200 miliar. Kenaikan ini sedianya mulai berlaku pada 1 Maret pekan depan jika perundingan kedua negara tak membuahkan hasil.

Penundaan kenaikan tarif ini merupakan sinyal kuat yang sejauh ini terlihat sepanjang 90 hari perundingan sejak dimulai Desember tahun lalu. Kabar ini kemungkinan akan mendapat respons positif dari pasar dan menandakan kemungkinan berakhirnya sengketa kedua negara yang telah berimbas ke perdagangan senilai ratusan miliar dolar dan memperlambat pertumbuhan ekonomi global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper