Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peta Kerawanan Pemilu dari Bawaslu Dinilai Tepat

Langkah Badan Pengawas Pemilihan Umum yang memetakan tipologi kerawanan pemilihan dianggap tepat.
Warga melintas di depan baliho berisi sosialisasi tentang Pemilu/ANTARA-Muhammad Iqbal
Warga melintas di depan baliho berisi sosialisasi tentang Pemilu/ANTARA-Muhammad Iqbal

Bisnis.com, JAKARTA- Langkah Badan Pengawas Pemilihan Umum yang memetakan tipologi kerawanan pemilihan dianggap tepat.

 Analis politik Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo mengatakan, potensi kerawanan Pemilu 2019 bisa dideteksi dengan menyusun Indeks Kerawanan Pemilu dengan mengelompokkan potensi kerawanan.

Menurutnya, pengelompokan kerawanan dalam 4 dimensi yang dibuat Bawaslu sudah cukup baik.

Adapun 4 dimensi tersebut adalah dimensi sosial politik, dimensi penyelenggaraan, dimensi kontestasi, dan dimensi partisipasi.

"Yang penting bukan sekadar mendeteksi kerawanan tapi pencegahan dini dan penegakan hukum serta sikap tegas dari penyelenggara pemilu", ujarnya, Minggu (24/2/2019).

Menurutnya, pemilihan umum kali ini mengandung sejumlah potensi kerawananseiring menguatnya politik identitas yang menjadi salah satu potensi yang mengancam pelaksanaan kontestasi politik tersebut.

"Pertama menguatnya politik identitas. Masih menggunakan isu SARA, isu agama sebagai propaganda politik," ujarnya.

Ia juga menyoroti adanya teror terhadap situasi keamanan yang terus menerus terjadi. seperti pembakaran kendaraan bermotor yang terjadi di Solo, Temanggung, Semarang hingga menyasar Jawa Timur serta ledakan di lokasi nonton bersama debat pilpres kedua.

Dia turut menyoroti penggiringan opini seolah pemilu 2019 dilakukan dengan berbagai kecurangan. Hal ini ditandai mulai dari isu daftar pemilih tetap ganda, e-KTP tercecer, kotak suara terbuat dari kardus, hingga hoax 7 kontainer surat suara tercoblos.

"Di sisi lain, pola politik teror dan intimidasi perlu diwaspadai karena bisa menghancurkan demokrasi. Pasalnya berbagai bentuk teror dari yang halus hingga paling ekstrem seperti intimidasi dalam bentuk spanduk baliho yang mengandung muatan intimidasi hingga pembakaran motor dan mobil bisa jadi tidak berdiri sendiri tetapi bisa jadi berkorelasi dengan kepentingan politik 2019", pungkasnya.

Bisnis.com, JAKARTA- Langkah Badan Pengawas Pemilihan Umum yang memetakan tipologi kerawanan pemilihan dianggap tepat.

 Analis politik Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo mengatakan, potensi kerawanan Pemilu 2019 bisa dideteksi dengan menyusun Indeks Kerawanan Pemilu dengan mengelompokkan potensi kerawanan.

Menurutnya, pengelompokan kerawanan dalam 4 dimensi yang dibuat Bawaslu sudah cukup baik.

Adapun 4 dimensi tersebut adalah dimensi sosial politik, dimensi penyelenggaraan, dimensi kontestasi, dan dimensi partisipasi.

"Yang penting bukan sekadar mendeteksi kerawanan tapi pencegahan dini dan penegakan hukum serta sikap tegas dari penyelenggara pemilu", ujarnya, Minggu (24/2/2019).

Menurutnya, pemilihan umum kali ini mengandung sejumlah potensi kerawananseiring menguatnya politik identitas yang menjadi salah satu potensi yang mengancam pelaksanaan kontestasi politik tersebut.

"Pertama menguatnya politik identitas. Masih menggunakan isu SARA, isu agama sebagai propaganda politik," ujarnya.

Ia juga menyoroti adanya teror terhadap situasi keamanan yang terus menerus terjadi. seperti pembakaran kendaraan bermotor yang terjadi di Solo, Temanggung, Semarang hingga menyasar Jawa Timur serta ledakan di lokasi nonton bersama debat pilpres kedua.

Dia turut menyoroti penggiringan opini seolah pemilu 2019 dilakukan dengan berbagai kecurangan. Hal ini ditandai mulai dari isu daftar pemilih tetap ganda, e-KTP tercecer, kotak suara terbuat dari kardus, hingga hoax 7 kontainer surat suara tercoblos.

"Di sisi lain, pola politik teror dan intimidasi perlu diwaspadai karena bisa menghancurkan demokrasi. Pasalnya berbagai bentuk teror dari yang halus hingga paling ekstrem seperti intimidasi dalam bentuk spanduk baliho yang mengandung muatan intimidasi hingga pembakaran motor dan mobil bisa jadi tidak berdiri sendiri tetapi bisa jadi berkorelasi dengan kepentingan politik 2019", pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper