Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Harus Berbenah Agar Arab Saudi Mau Investasi

Selama kunjungannya, MBS dan rombongan meneken sejumlah kerja sama bernilai total US$130 miliar atau sekitar Rp1.800 triliun.
Bendera Arab Saudi/Flag Shop
Bendera Arab Saudi/Flag Shop

Bisnis.com, JAKARTA – Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed Bin Salman, baru saja merampungkan tur Asia ke tiga negara.

MBS, sapaannya, baru saja mengunjungi Pakistan, India, dan terakhir Cina pada Jumat, 22 Februari 2019 dalam kunjungan ke masing-masing negara selama dua hari. Awalnya, Indonesia dan Malaysia tercantum dalam daftar kunjungan.

Namun, menurut penjelasan kemenlu RI, MBS membatalkan rencana kunjungan ke negara di Asia Tenggara ini karena ada urusan mendadak. Dia juga mempersingkat waktu kunjungan ke ketiga negara tadi menjadi hanya dua hari untuk setiap negara.

Selama kunjungannya, MBS dan rombongan meneken sejumlah kerja sama bernilai total US$130 miliar atau sekitar Rp1.800 triliun. Rinciannya, senilai US$20 miliar dengan Pakistan, senilai sekitar US$100 miliar dengan India, dan US$10 miliar dengan China. Mayoritas kerja sama di ketiga negara ini mencakup bidang energi, infrastruktur, pertanian dan manufaktur.
 
Di China, misalnya, eksekutif perusahaan minyak Saudi Aramco meneken kerja sama pembangunan kompleks petrokimia dan penyulingan minyak dengan perusahaan Norinco, yang merupakan perusahaan pelat merah di bidang manufaktur senjata.

Di India, Saudi meneken kerja sama pembangunan kilang minyak, pariwisata, perumahan dan infrastruktur.

Di Pakistan, Saudi menyepakati rencana pembangunan kilang minyak dan kompleks petrokimia di Kota Gwadar, yang merupakan kota pelabuhan di selatan. Di sini, China juga membangun koridor ekonomi bersama Pakistan di kota ini.
 
Semua nilai investasi ini memang lebih besar dibandingkan saat Raja Salman Bin Abdulaziz mengunjungi Indonesia pada 2017. Saat itu, kedua negara meneken kerja sama senilai sekitar US$6 miliar atau sekitar Rp84 triliun. Ini untuk pembangunan Kilang Cilacap, yang menjadi kerja sama antara PT Pertamina dan Saudi Aramco.

Jika dibandingkan dengan kunjungan Raja Salman ke China setelah dari Jakarta, nilai investasi di Indonesia ini memang jauh lebih kecil. Saat itu, Raja Salman meneken kerja sama dengan Presiden China, Xi Jinping, senilai US$65 miliar atau sekitar Rp870.

Pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjajaran, Teuku Rezasyah, mengatakan Indonesia perlu  meningkatkan daya saing dan pembenahan internal agar Arab Saudi lebih tertarik berinvestasi.
 
Ini bisa dilakukan dengan meningkatkan pemberantasan korupsi sehingga peringkat Indonesia naik dalam Global Corruption Index. Pemerintah juga perlu melakukan diplomasi total ke Arab Saudi melibatkan pemerintah pusat dan daerah, pengusaha, akademisi, dan komunitas Arab di Tanah Air.

“Arab Saudi juga sudah terbiasa dengan praktek kepastian hukum saat berinvestasi di Eropa dan Amerika,” kata Rezasyah kepada Tempo. Menurut Rezasyah, pemerintah bisa mencoba menggelar KTT RI – Arab Saudi lanjutan untuk meningkatkan hubungan bilateral dan ekonomi kedua negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Tempo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper