Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Siap Tambah Volume Impor Jagung dari AS

Menurut sejumlah sumber, perusahaan negara China tengah bersiap untuk menambah porsi impor jagung dari Amerika Serikat dalam antisipasi hasil kesepakatan dagang antara kedua negara.
Perang dagang AS-China/istimewa
Perang dagang AS-China/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Menurut sejumlah sumber, perusahaan negara China tengah bersiap untuk menambah porsi impor jagung dari Amerika Serikat dalam antisipasi hasil kesepakatan dagang antara kedua negara.

Sinograin dikabarkan telah menyetujui ketentuan kontrak pembelian pada Kamis (21/2/2019) agar dapat segera melakukan pembelian jika ada kesepakatan yang dicapai selama perundingan dagang berlanjut di Washington.

"Kesepakatan ini akan sejalan dengan penawaran Beijing untuk menambah volume pembelian produk pertanian AS senilai US$30 miliar termasuk jagung, kedelai, dan gandum, sambil menunggu hasil perundingan selanjutnya," tulis Bloomberg, Sabtu (23/2/2019).

Presiden Donald Trump yang dijadwalkan akan bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China  Liu He di Washington, mengatakan bahwa perbincangan pekan ini akan membahas tentang rencana China untuk membeli lebih banyak produk jagung.

Meski demikian, pihak Sinograin menolak untuk memberikan keterangan terkait informasi persetujuan kontrak dagang tersebut.

Petani AS kerap menjadi pihak yang dirugikan di tengah-tengah perselisihan dagang dengan China, apalagi sejak pemerintahan Xi Jinping menetapkan tarif terhadap produk agrikultur asal AS.

Dalam upaya meredam ketegangan perdagangan, Beijing telah beberapa kali menawarkan rencana peningkatan volume pembelian serta untuk menekan defisit perdagangan AS.

China telah menyepakati pembelian kedelai dalam jumlah besar dalam beberapa bulan terakhir selama masa 'gencatan senjata' perang tarif berlangsung, namun para pedagangan menginginkan hal yang sama juga diterapkan kepada produk lain seperti jagung.

Penambahan pembelian dapat mendorong kenaikan harga yang mengalami kesulitan untuk tumbuh di awal tahun.

Acuan AS untuk produk jagung berjangka tumbuh untuk hari ketiga pada Jumat (21/2) menjadi US$3,845 per gantang, atau naik 3% pada 2019 setelah kenaikan 7% sepanjang tahun lalu.

Pembeli China juga mulai melakukan penjajakan kepada beberapa produsen etanol utama di AS terkait kemungkinan pembelian bahan bakar terbarukan berbasis jagung.

Menurut sejumlah sumber yang tidak disebutkan namanya, beberapa perusahaan AS menerima panggilan dari pembeli yang dianggap sebagai pembeli potensial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper