Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Diminta Hormati Hak China untuk Berkembang

Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan kepada delegasi pejabat pemimpin bisnis A.S. di Beijing pada Selasa pekan lalu bahwa rasa hormat dan kerjasama adalah solusi yang tepat untuk kedua negara.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi /Istimewa
Menteri Luar Negeri China Wang Yi /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan kepada delegasi pejabat pemimpin bisnis A.S. di Beijing pada Selasa pekan lalu bahwa rasa hormat dan kerjasama adalah solusi yang tepat untuk kedua negara.

Diplomat tertinggi pemerintah China tersebut menegaskan bahwa pintu kesempatan bagi kedua negara akan terbuka lebih luas jika Amerika Serikat harus menghormati hak China untuk berkembang dan menjadi negara yang makmur.

"Sama seperti Amerika Serikat, China juga memiliki hak untuk berkembang dan rakyat China juga berhak untuk memiliki kehidupan yang lebih baik," ujar Wang melalui keterangan resmi yang dirilis Kementerian Luar Negeri, seperti dikutip oleh Reuters, Rabu (20/2).

Dua ekonomi terbesar di dunia tersebut akan memulai putaran perundingan dagang terbaru pekan ini di Washington dalam upaya untuk menyelesaikan perselisihan dagang yang berdampak pada kenaikan tarif impor pada masing-masing negara.

Amerika Serikat selama ini menuduh China telah melakukan perdagangan yang tidak adil, termasuk transfer teknologi secara paksa, sebuah tuduhan yang secara tegas dibantah oleh pemerintahan Xi Jinping.

"Mereka harus mengakui bahwa pembangunan China adalah bagian dari kepentingan dunia dan juga Amerika Serikat. Jika mereka dapat melihat perkembangan China sebagai peluang, hal ini dapat membantu menyelesaikan isu termasuk perdagangan dan ekonomi," tambahnya.

Reformasi dan upaya China untuk membuka diri terhadap pasar global sejalan dengan kebutuhan pembangunan ekonomi negara. 

AS berencana untuk menaikkan tarif impor China senilai US$200 miliar menjadi 25% dari 10% jika mereka tidak dapat mencapai kesepakatan yang dapat menyelesaikan sengketa dagang mereka.

Namun, Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Selasa (19/2) bahwa perundingan dagang dengan China berlangsung dengan baik dan dia terbuka dengan potensi perpanjangan tenggat waktu 'gencatan senjata' yang seharusnya jatuh pada 1 Maret 2019.

Negosiasi di Beijing pekan lalu tidak menghasilkan kesepakatan apapun tapi menurut para pejabat tinggi yang hadir pertemuan tersebut telah membawa lebih banyak kemajuan pada sejumlah isu utama.

Editorial yang dirilis oleh Global Times, tabloid terbitan pemerintahan China, pada Rabu (20/2), mengatakan bahwa kedua belah pihak harus bersikap tenag selama perundingan berlangsung, Washington juga diminta untuk tidak memaksakan apapun kepada Beijing.

"Tuntuan AS terhadap reformasi struktural China harus tetap sejalan dengan kerjasama perdagangan antara kedua negara dan terkoordinasi dengan pembukaan diri China terhadap dunia. Perundingan tidak boleh memaksa Beijing untuk mengubah tata kelola atau strategi pengembangan ekonomi," tulis mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper