Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Said Didu Ungkap Sumber Uang Prabowo Beli Tanah 220.000 Hektare Tanah di Kaltim

Sekretaris Kementerian BUMN periode 2005-2010, Said Didu mengungkap sumber dana dan kisah Prabowo membeli tanah 220.000 hektare di Kalimantan Timur (Kaltim)
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan pendapatnya saat mengikuti debat capres 2019 putaran kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan pendapatnya saat mengikuti debat capres 2019 putaran kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA - Capres Joko Widodo atau Jokowi mengungkap bahwa capres Prabowo Subianto memiliki 2.200 hektare  di Kalimantan Timur (Kaltim) dan 1.200 hektare di Aceh saat debat capres putaran II pada 17 Februari 2019.

BACA: Said Didu Sindir Jokowi soal Laba Pertamina Rp20 Triliun

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) ikut angkat bicara dan menyatakan tidak ada yang salah dari kepemilikan lahan Prabowo di Kalimantan Tmur seluas 220.000 hektare dan di Aceh 120.000 hektare. Pihak Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi menghargai pembelaan JK terhadap Prabowo.

"Kita terima kasih dengan pernyataan Pak JK, mengambil sikap seperti, menetralisir pandangan-pandangan yang negatif terhadap Pak Prabowo," kata Direktur Materi dan Debat BPN Prabowo-Sandi, Sudirman Said, seusai berbicara dalam acara diskusi dan bedah buku "Satu Dekade Nasionalisme Pertambangan" karya Simon Felix Sembiring ,Ph.D, Rabu siang (20/02/2019).

BACA:  Tanah Prabowo Jadi Perbincangan, BPN Jelaskan soal HGU

Di tempat terpisah, mantan Sekretaris Kementerian BUMN periode 2005-2010, Said Didu mengungkap kisah Prabowo mendapat kepercayaan dari Wapres JK untuk mengambilalih PT Kiani Kertas di Kalimantan Timur pada tahun 2004.

Said menyebut Prabowo sebenarnya membeli Kiani Kertas yang tersandung kredit macet di Bank Mandiri. Saat itu ada program penyehatan perbankan nasional, Bank Mandiri memiliki tagihan kredit macet dalam jumlah besar, salah satunya di Kiani Kertas.

Dalam perjalanan, Prabowo mengajukan minat membeli Kiani Kertas, yang didalamnya terdapat hutan industri dengan status hak guna usaha (HGU). Setelah melalui pembahasan, akhirnya Prabowo terpilih sebagai pembeli dan berhak memiliki Kiani Kertas.

"Pak JK waktu itu berpandangan daripada jatuh ke orang asing, lebih baik sama orang Indonesia. Ada 3 keuntungan sekaligus yang didapatkan negara yakni kredit macet selesai, pabrik Kiani kembali beroperasi yang berarti ada pemasukan negara berupa pajak dan penyerapan tenaga kerja dan yang terpenting, dimiliki oleh orang pribumi," katanya kepada Bisnis.

Ada suara publik, papar Said, Prabowo dapat uang dari mana untuk membeli Kiani? Said menjelaskan setelah berhenti dari dinas tentara pada tahun 1998, Prabowo terjun ke dunia bisnis dan pilihan tempat berbisnisnya adalah di Yordania dengan skala bisnis besar.

"Bisa saja keuntungan dari berbisnis itu, dia pakai untuk membeli Kiani. Itu urusan internal Prabowo. Yang penting dia bisa bayar tunai waktu itu," kata Said.

Dalam debat capres tahap kedua pada akhir pekan lalu, Jokowi mengungkap fakta bahwa Prabowo memiliki tanah  di Kalimantan Timur seluas 220.000 hektare dan di Aceh Tengah 120.000 hektare.

Prabowo mengakuinya, sambil menjelaskan status tanah itu adalah HGU yang sewaktu-waktu dapat diambil kembali oleh negara.

"Kalau untuk negara, saya rela mengembalikan itu semua. Tetapi daripada jatuh ke tangan asing, lebih baik saya yang kelola karena saya nasionalis dan patriotik," katanya.

Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Erick Thohir minta maaf jika pernyataan calon presiden inkumben Joko Widodo (Jokowi) soal tanah Prabowo dianggap menyerang pribadi.

Erick menjelaskan, pernyataan Jokowi saat itu hanya menjelaskan kebijakan pemerintah yang populis dan tidak bermaksud menyerang pribadi.

"Kalau dianggap menyerang pribadi, ya mohon maaf," kata Erick di kantor El Royale Kelapa Gading pada Rabu. (Bisnis.com, 21 Februari 2019).




Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yusran Yunus
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper