Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bandara Kertajati Dikritik, Ini Kata Luhut Pandjaitan

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia Luhut Binsar Panjaitan menjawab kritikan terhadap Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, yang dianggap tanpa perencanaan matang sehingga masih sepi aktivitas hingga kini.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia Luhut Binsar Panjaitan/Bisnis-Aziz R
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia Luhut Binsar Panjaitan/Bisnis-Aziz R

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia Luhut Binsar Panjaitan menjawab kritikan terhadap Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, yang dianggap tanpa perencanaan matang sehingga masih sepi aktivitas hingga kini.

"Bagus kok, [progress-nya] Kertajati. Kan prinsipnya sudah saya sampaikan, kita membangun sesuatu itu nggak bisa langsung rame," ujar purnawirawan Jenderal TNI ini ketika ditemui selepas acara di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (20/2/2019).

"Saya kebetulan yang ketuai, jadi saya tahu itu kita menunggu penyelesaian jalan tol dari Bandung ke Kertajati. InsyaAllah selesai tahun ini. Ada soal tanah sedikit," tambahnya.

Menteri kelahiran Toba Samosir, Sumatera Utara, 28 September 1947 ini menyatakan akses jalan tersebut juga dipersiapkan mendukung rencana berbagi jadwal penerbangan dengan Bandara Husein Sastranegara, Bandung secara bertahap.

Atas dasar itulah, Luhut menjamin tahun ini Bandara Kertajati akan ramai. Terlebih, pemerintah berencana membuat Bandara ini sebagai tempat embarkasi haji wilayah Jawa Barat.

"Menurut saya pasti ramai tahun ini. Akhir tahun sudah mulai ramai. Karena nanti haji kita buat dari sana, jangan semua numpuk dari Cengkareng. Kan kasihan orang haji yang dekat Garut, Majalengka, segala macem kan dari situ," jelasnya.

Sebelumnya, dalam Debat Capres II, Minggu (17/2/2019) Bandara Kertajati menjadi salah satu bahan kritikan pihak penantang, capres nomor urut 02 Prabowo Subianto terhadap petahana terkait infrastruktur.

Menurutnya, banyak infrastruktur dibangun dengan terburu-buru dan tanpa menggunakan visibility study yang benar. 

Hal tersebut, katanya, telah mengakibatkan banyak proyek infrastruktur tidak efisien dan merugikan.

"Ini yang jadi masalah. Infrastruktur harus untuk rakyat, bukan rakyat untuk infrastruktur. Nggak bisa infrastruktur nanti hanya jadi monumen tapi tidak dimanfaatkan, sebagai contoh LRT di Palembang, Lapangan Terbang Kertajati, dan lainnya," ungkap Prabowo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper