Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prabowo Punya Kans Patahkan Kebohongan Data Jokowi, Tapi...

Calon Presiden RI Prabowo Subianto sesungguhnya memiliki peluang untuk mematahkan jawaban-jawaban Capres Jokowi.
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan pendapatnya saat mengikuti debat capres 2019 putaran kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan pendapatnya saat mengikuti debat capres 2019 putaran kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, KUPANG – Akademisi Universitas Katolik Widya Mandira Kupang Mikhael Bataona mengatakan Calon Presiden RI Prabowo Subianto sesungguhnya memiliki peluang untuk mematahkan jawaban-jawaban Capres Jokowi.

"Prabowo sebenarnya punya peluang untuk mematahkan jawaban-jawaban Jokowi dengan mengeksplorasi program kerja Jokowi-Jusuf Kalla dalam 4 tahun terakhir ini," kata Mikhael Bataona kepada Antara di Kupang, Selasa, terkait dengan sisi kelemahan Prabowo dalam debat kedua, Minggu (17/2/2019) malam.

Namun, lanjut dia, Prabowo Subianto terlalu menggunakan perasaan sehingga terkesan agak melankolis. Padahal, hukum utama dalam debat adalah tidak boleh menggunakan perasaan untuk menghadapi jawaban lawan debat. Pasalnya, perasaan bisa membuat yang bersangkutan menjadi lunak dan menyerah pada argumentasi lawan.

Dalam debat-debat Pilpres Amerika Serikat, kata dia, rasa iba dan permainan perasaan tidak dipakai dalam forum debat tersebut. Mereka saling serang secara "brutal", bahkan hal ini diizinkan.

"Di Indonesia tidak harus seperti Amerika Serikat. Akan tetapi, minimal debat dengan tensi tinggi dan menghentak perlu dimunculkan untuk menguji sejauh mana struktur berpikir calon presiden kita," katanya.

Menurut dia, Prabowo seharusnya bisa menyerang Jokowi soal impor dan infrastruktur, termasuk tol laut dan lainnya. Namun, Prabowo terkesan terlalu permisif. Akhirnya panggung debat menjadi sedikit hambar dengan banyaknya pengakuan dan dukungan Prabowo kepada jawaban Jokowi.

Data numerik dan catatan kebijakan Jokowi lalu menjadi senjata mematikan. Jika Prabowo juga menguasai data, jawaban Jokowi bisa dipatahkan dan debat semalam akan lebih sengit.

Filsafat Politik Mikhael Bataona berpendapat bahwa Prabowo Subianto memiliki kelebihan semacam filsafat politik yang jelas. Akan tetapi, dalam mengelola negara, filsafat politik tidak cukup.

Menurut dia, seorang pemimpin butuh ide-ide praktis dan bahkan pragmatis untuk mengatasi masalah setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, dan setiap tahun.

"Tidak hanya tentang strategi untuk 10 dan 50 tahun, tetapi juga bgaimana menghadapi 'every day politic' seperti bagaimana ekonomi bekerja, pasar bergejolak, seperti 'supply and demand' yang berkaitan dengan beras, cabai, telur, gula, dan lain-lain," katanya.

Ia menekankan, "Inilah kelemahan narasi besar yang hanya berpatok pada keagungan filsafat politik dan mengabaikan hal-hal teknis dan operasional dalam mengelola negara."

Sebaliknya, kata Mikhael Bataona, Jokowi justru tampil sebagai antitesis Prabowo dengan tampil penuh percaya diri, mengajukan data dan fakta dengan sesekali melakukan serangan secara terukur kepada Prabowo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper