Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Debat Capres II: Jokowi akan 'Jualan' Pembubaran Petral

Joko Widodo diyakini akan menjual beberapa terobosan yang sudah dia lakukan di sektor energi dan pertambangan, dalam debat calon presiden yang kedua.
Ilustrasi sosialisasi Debat Kedua Calon Presiden Pemilu 2019 yang digelar di Hotel Sultan Jakarta, Minggu (17/2/2019) dengan tema: Energi dan Pangan, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, serta Infrastruktur./Istimewa
Ilustrasi sosialisasi Debat Kedua Calon Presiden Pemilu 2019 yang digelar di Hotel Sultan Jakarta, Minggu (17/2/2019) dengan tema: Energi dan Pangan, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, serta Infrastruktur./Istimewa

Bisnis.com,JAKARTA- Joko Widodo diyakini akan menjual beberapa terobosan yang sudah dia lakukan di sektor energi dan pertambangan, dalam debat calon presiden yang kedua, Minggu (17/2/2019), termasuk pembubaran PT Pertamina Energy Trading atau Petral.

Peneliti Alpha Research Database, Ferdy Hasiman mengatakan bahwa sejak menjadi Presiden pada tahun 2014, Jokowi mampu melakukan terobosan-terobosan penting di sektor energi dan pertambangan mineral.

“Jokowi langsung menutup anak usaha Pertamina, PT Pertamina Energy Trading atau Petral,” ujarnya, Sabtu (16/2/2019).

Sepergi diketahui, Petral adalah perusahaan yang ditugaskan Pertamina untuk membeli minyak dari pusat perdagangan di Singapura untuk menutup konsumsi minyak nasional, karena produksi minyak kita pada tahun 2012-2014 berada di kisaran 900.000 barel oil per daya (BOPD). Sementara kebutuhan konsumsi minyak kita mencapai 1.6 juta BPOD. Itu artinya, Pertamina harus membeli minyak dari pasar trading di Singapura sebesar 700.000 BOPD.

Menurutnya, pembelian minyak ke pasar trading Singapura yang mencapai angka 700.000 barrel inilah yang menjadi pusat perebutan dan permainan para mafia migas. Jadi Petral adalah lahan empuk bagi para mafia migas untuk mendapat banyak uang.

“Bisnis ini adalah bisnis puluhan triliun. Di masa lalu, mafia migas selalu bekerja sama dengan politisi dan rexim berkuasa. Praktek-praktek seperti itu berlangsung begitu lama dan bahkan sulit dibrantas karena melibatkan pebisnis besar, politisi dan elit-elit berkuasa. Itulah mengapa setiap rezim yang datang pacareformasi sangat sulit menutup Petral,” urainya.

Lanjutnya, pada pemerintahan SBY-Boediono, banyak pihak yang ingin melikuidasi Petral, tetapi tidak sanggup direalisasikan. Pada rezim Jokowi Pertamina diperintahkan langsung membeli minyak ke pusat perdagangan melalui anak usahanya, Integrated Supply Chain (ISC).

“Langkah menutup Petral adalah upaya besar dan langkah besar yang tak pernah bisa dilakukan pemerintahan sebelumnya. Kita berharap agar dalam debat sesi kedua yang bertemakan energi dan SDA, dua kandidat presiden saling bertukar pikiran, beradu argumentasi bagaimana kira-kira nasib ISC ke depan,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper