Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden Jokowi Ajak Masyarakat Berhati-Hati: Banyak Isu dan Fitnah yang Berbahaya

Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat berhati-hati dalam mengakses informasi karena saat ini banyak isu-isu maupun fitnah yang bertebaran.
Presiden Jokowi saat bersilahturahim dengan kiai, habib dan ustad se-Jadetabek di Istana Negara Jakarta, Kamis (7/2/2019)./Antara
Presiden Jokowi saat bersilahturahim dengan kiai, habib dan ustad se-Jadetabek di Istana Negara Jakarta, Kamis (7/2/2019)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA--Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat berhati-hati dalam mengakses informasi karena saat ini banyak isu-isu maupun fitnah yang bertebaran.

Soal kriminalisasi ulama misalnya, Presiden Jokowi meminta kalau memang ada agar disampaikan kepadanya ulama yang dimaksud.

“Kalau ada yang tidak bersalah kemudian dimasukkan sel, lha itu namanya kriminalisasi,” kata Presiden Jokowi ketika bersilaturahmi dengan Muslimat NU dan para ulama, di Pondok Pesantren Al-Ittihad, Kabupaten Cianjur, dikutip dari setkab.go.id, Jumat (8/2/2019).

Presiden menegaskan kriminalisasi ulama itu tidak ada. Ia menilai, isu-isu seperti ini sengaja dibuat untuk membuat resah masyarakat luas.

Ada lagi isu Presiden Jokowi itu simpatisan PKI. Padahal, Presiden mengingatkan, PKI itu dibubarkan sekitar 1965-1966, sementara dirinya lahir pada 1961. Artinya, umurnya baru 4 tahun.

“Wong saya masih balita, masa sudah jadi PKI. Logikanya enggak masuk. Tetapi ada yang percaya karena sudah panas termakan oleh fitnah-fitnah seperti itu," tegas Jokowi.

Lainnya, lanjut Jokowi, ada isu dirinya adalah antek asing. Padahal, pada masa kepemimpinannya, Blok Mahakam sudah diambil alih oleh PT Pertamina. Sebelumnya, blok ini dikelola oleh yang Inpex dan Total dari Jepang dan Prancis selama 50 tahun.

Kemudian Blok Chevron, Blok Rokan yang dikelola Chevron dari Amerika, lanjut Presiden, pada 2018 sudah dimenangkan lagi oleh Pertamina 100%.

Terakhir, pada akhir tahun lalu, Freeport tambang tembaga yang ada di Papua, tegas Presiden Jokowi, sudah mayoritas 51% dikendalikan oleh PT Inalum, oleh Indonesia.

"Yang namanya isu dan fitnah, kalau kita tidak menyaring, tidak tanya kanan, tidak tanya kiri, langsung masuk, jadinya sangat-sangat berbahaya bagi negara ini. Perselisihan, konflik akan terjadi," ucap Jokowi.

Oleh karena itu, Kepala Negara mengaku beruntung bisa bertemu dengan ibu-ibu Muslimat NU Kabupaten Cianjur. Presiden meminta agar apa yang ia sampaikan juga disampaikan kepada ibu-ibu Muslimat NU lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper