Bisnis.com, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebutkan bocornya anggaran pemerintah merupakan realitas. Meski begitu pemerintah tidak tinggal diam dengan mendorong penegak hukum menindak pelanggar.
"Yang korupsi [zaman] sekarang adalah para pemberani. Mereka tidak takut ditangkap," kata Jusuf Kalla di Jakarta, Jumat (8/2/2019).
Menurut Jusuf Kalla penegakan hukum di Indonesia terus diperkuat. Ini terlihat dari banyaknya para pejabat tinggi yang akhirnya dikirim ke penjara.
Dia menyebutkan saat ini sudah 9 menteri ditangkap penegak hukum, juga sejumlah kepala daerah mulai dari gubernur, bupati dan walikota serta ratusan anggota legislatif.
"Coba tunjukkan negara di dunia yang [tegas] seperti itu," kata JK.
Jusuf Kalla juga menyebutkan pemerintah terus memperkuat sistem sehingga upaya manipulasi anggaran semakin sempit.
"Anda tidak bisa korupsi subsidi, korupsi gaji [karena online]," kata JK.
Meski mengakui ada kebocoran anggaran, Jusuf Kalla menegaskan besarannya tidak seperti yang disebutkan. Berdasarkan pembuktian di persidangan, kebocoran anggaran berkisar 7% hingga 15%.
"Ini yang masuk pengadilan. Saya tidak tahu yang lain," ujar JK.
Sebelumnya calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto di HUT Ke-20 Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Rabu (6/2/2019) menyebut ada kebocoran anggaran negara sampai 25%.
Dengan APBN yang mencapai Rp2.000 triliun lebih kebocoran ini setara dengan Rp500 triliun lebih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel