Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Polri Tak Mau Spekulasi Soal Dugaan WNI Pelaku Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Filipina

Polri mengaku tidak mau berspekulasi mengenai pelaku teror bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral Filipina beberapa hari lalu karena masih belum ada pernyataan resmi dari Pemerintah Filipina terkait pelaku teror tersebut.
Tim Densus 88 Anti Teror melakukan penjagaan saat berlangsung penggeledahan di rumah terduga teroris berinisial ARD di Dukuh Segodo, Desa Karang, Karangpandan, Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa (15/8)./ANTARA-Mohammad Ayudha
Tim Densus 88 Anti Teror melakukan penjagaan saat berlangsung penggeledahan di rumah terduga teroris berinisial ARD di Dukuh Segodo, Desa Karang, Karangpandan, Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa (15/8)./ANTARA-Mohammad Ayudha

Bisnis.com, JAKARTA - Polri mengaku tidak mau berspekulasi mengenai pelaku teror bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral Filipina beberapa hari lalu karena masih belum ada pernyataan resmi dari Pemerintah Filipina terkait pelaku teror tersebut.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Muhammad Iqbal mengungkapkan Pemerintah Indonesia telah mengirimkan perwakilannya ke Negara Filipina untuk berkoordinasi terkait aksi bom bunuh diri yang diduga dilakukan oleh sepasang suami-isteri asal Indonesia.

Menurut Iqbal, Polri sendiri sampai saat ini masih belum menerima laporan resmi dari pihak Kepolisian Filipina terkait pelaku bom bunuh diri tersebut. Dia mengatakan pihaknya masih menunggu ada laporan resmi dari pihak Filipina.

"Memang ada beberapa dugaan, apakah pelaku itu memang WNI atau bukan. Kita tunggu saja ya, info yang saya terima, mereka (Filipina) mau konferensi pers terkait aksi itu. Tunggu saja. Kita akan update lagi nanti," tuturnya, Senin (4/2/2019).

Sebelumnya, Direktur Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) Sidney Joney meminta Pemerintah Indonesia tidak mudah percaya terkait adanya isu WNI menjadi pelaku teror bom bunuh diri di Gereja Katedral Filipina. Pasalnya, belum ada bukti kuat yang mengarah bahwa pelaku merupakan sepasang WNI.

"Hubungan kelompok teroris Filipina dan Indonesia memang sudah lama ada. Tetapi terkait aksi bom bunuh diri kali ini, saya tegaskan tidak benar ada orang Indonesia yang terlibat, karena tidak ada satu pun bukti yang kuat," tuturnya kepada Bisnis, Jumat (1/2).

Sidney memprediksi dari pola aksi serangan bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral Filipina, dia meyakini teror tersebut dilakukan Kelompok Teroris Abu Sayyaf. Namun, sampai saat ini dia mengakui belum melihat adanya tanda-tanda keterlibatan WNI dalam aksi bom tersebut.

"Dari pola serangannya, aksi bom bunuh diri ini jelas dilakukan oleh Kelompok Abu Sayyaf. Tetapi bukan dilakukan WNI. Tidak ada dasar apapun keterlibatan WNI di aksi teror itu," katanya

Seperti diketahui, Menteri Dalam Negeri Filipina Eduardo Ao menuding pelaku penyerangan Gereja Katedral di Pulau Jolo Filipina adalah sepasang WNI yang telah lama dibina oleh Kelompok Teroris Abu Sayyaf.

Hal tersebut terungkap karena pelaku bom bunuh diri tersebut diduga sudah mempelajari target serangan, melakukan pemantauan gereja secara rahasia dan membawa pasangan WNI itu ke Gereja Katedral Filipina untuk melakukan aksinya.

Tidak lama setelah aksi bom bunuh diri itu terjadi, Kelompok Teroris ISIS mengklaim bertanggungjawab atas insiden penyerangan gereja tersebut. Namun, sampai saat ini masih belum jelas identitas pelaku bom bunuh diri tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper