Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luluhkan Hati China, Guaido Janji Perkuat Hubungan Venezuela-China

Juan Guaido, yang menamakan dirinya sebagai presiden interim Venezuela, mengatakan dirinya menginginkan hubungan yang produktif dan saling menguntungkan dengan China dan membuka kemungkinan dialog dalam waktu dekat dengan para pejabat tinggi negeri panda tersebut. China dan Rusia menolak Juan Guaido dan masih mengakui Nicolas Maduro sebagai Presiden Venezuela.
Presiden Majelis Nasional Venezuela Juan Guaido mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara Venezuela, melawan Presiden Nicolas Maduro. Deklarasi dilakukan berbarengan dengan peringatan 61 tahun berakhirnya kediktatoran Marcos Perez Jimenez di Caracas, Venezuela, Rabu (23/1/2019)./Reuters-Carlos Garcia Rawlins
Presiden Majelis Nasional Venezuela Juan Guaido mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara Venezuela, melawan Presiden Nicolas Maduro. Deklarasi dilakukan berbarengan dengan peringatan 61 tahun berakhirnya kediktatoran Marcos Perez Jimenez di Caracas, Venezuela, Rabu (23/1/2019)./Reuters-Carlos Garcia Rawlins

Bisnis.com, JAKARTA – Juan Guaido, yang menamakan dirinya sebagai presiden interim Venezuela, mengatakan dirinya menginginkan hubungan yang produktif dan saling menguntungkan dengan China dan membuka kemungkinan dialog dalam waktu dekat dengan para pejabat tinggi negeri panda tersebut. China dan Rusia menolak Juan Guaido dan masih mengakui Nicolas Maduro sebagai Presiden Venezuela.

Guaido mengatakan pada wawancara dengan Sunday Morning Post, bahwa China akan terus memainkan peran penting dalam pembangunan ekonomi Venezuela serta perjanjian kerjasama yang dulu disepakati pada pemerintahan Presiden Nicolas Maduro akan tetap berlangsung sesuai dengan hukum yang berlaku.

China dan Rusia telah menolak untuk bergabung dengan Amerika Serikat, Uni Eropa dan sebagian besar negara Amerika Latin yang mengakui kepresidenan sementara Guaido untuk menggantikan Maduro. 

China telah meminjamkan US$50 miliar kepada Venezuela selama satu dekade terakhir yang dibayarkan dalam bentuk pengiriman minyak oleh bangsa Amerika Selatan tersebut.

"Kami berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan Beijing guna memicu pertumbuhan ekonomi Venezuela yang menderita hiperinflasi dan telah kehilangan kepercayaan investor," kata Guaido kepada Sunday Morning Post, seperti dikutip melalui Bloomberg, Minggu (3/2/2019).

Dia mengatakan bahwa peran dan dukungan China sebagai pemain global sangat penting untuk meningkatkan ekonomi dan masa depan pembangunan Venezuela.

Menurut Guaido, Beijing secara aktif mempromosikan perdagangan di Amerika Latin dan Karibia dalam framework inisiatif Belt and Road, yang memberikan China ruang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah.

"Jika saya menjadi presiden, prioritas kami adalah meningkatkan investasi dan mempromosikan pembangunan ekonomi, untuk mencapai tujuan tersebut kami akan membutuhkan dukungan China," ujar Guaido.

Pada perkembangan lain, Presiden Venezuela terpilih Nicolas Maduro semakin tertekan dengan hambatan pengiriman aset negara yang disimpan di Bank Sentral Inggris dalam bentuk emas batangan senilai US$850 juta.

Emas batangan seberat 20 ton tersebut telah ditimbang dan dipisahkan di brankas bank sentral untuk dikirim, namun seorang narasumber yang tidak disebutkan identitasnya mengatakan aset tersebut belum akan dikirimkan dalam waktu dekat.

Pemblokiran pengiriman 20 ton emas tersebut dilakukan hanya sepekan setelah BOE menolak permintaan Maduro untuk pencairan total aset emas senilai US$1,2 miliar yang disimpan di sana. 

Sementara itu, tujuan penarikan aset dan sifat transaksi hingg saat ini tidak diketahui dengan pasti, Amerika Serikat khususnya menilai ridak lazim bagi pemerintah untuk melakukan pengiriman aset dalam jumlah besar.

Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton AS menyampaikan melalui akun Twitter resminya bahwa AS sedang berupaya untuk memastikan agar manfaat dari sumber daya milik Venezuela tidak dicuri oleh Maduro dan kroni-kroninya.

Emas yang disimpan di Caracas dan London merupakan sumber kekayaan penting bagi negara yang telah jatuh ke dalam kemiskinan ekstrem di bawah pemerintahan sosialis Maduro. 

Cadangan devisa bank sentral, termasuk emas, turun menjadi hanya US$8 miliar. 

Aset-aset itu menjadi bagian penting dari pertempuran untuk menguasai keuangan Venezuela antara Maduro dan Juan Guaido.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper