Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi: Saya Kurus Tapi Tidak Takut Apa pun

Calon Presiden Nomor Urut 01 ini menegaskan bahwa dirinya secara fisik memang kurus. Namun, dirinya tidak pernah merasa takut pada apa pun dalam kaitannya untuk kepentingan nasional, bangsa, dan rakyat Indonesia.
Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Anggota Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Pramono Anung dalam debat pertama Pilpres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019)./ANTARA-Sigid Kurniawan
Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Anggota Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Pramono Anung dalam debat pertama Pilpres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019)./ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, SEMARANG - Joko Widodo alias Jokowi, Presiden RI yang kini kembali maju dalam pemilihan presiden 2019 menyebutkan dirinya bukanlah penakut. Walau kurus, Jokowi memastikan dirinya tidak pernah takut menghadapi apa pun.

Calon Presiden Nomor Urut 01 ini menegaskan bahwa dirinya secara fisik memang kurus. Namun, dirinya tidak pernah merasa takut pada apa pun dalam kaitannya untuk kepentingan nasional, bangsa, dan rakyat Indonesia.

"Saya kurus tapi perlu Saudara ketahui saya tidak pernah takut apa pun, saya tidak pernah takut apa pun untuk kepentingan nasional, kepentingan bangsa, dan kepentingan rakyat kita. Tidak ada rasa takut sedikit pun di hati saya, tidak ada," kata Joko Widodo (Jokowi) saat berpidato dalam acara Temu Silaturahmi Paguyuban Pengusaha Jawa Tengah dengan Calon Presiden RI Periode 2019-2024 di MG Setos, Semarang, Sabtu (2/2/2019).

Jokowi mengatakan, dalam empat tahun dirinya sering memilih untuk diam padahal dalam hati tidak ada rasa takut apa pun.

Jokowi pun menceritakan saat ia memerintahkan Menteri KKP Susi Pudjiastuti untuk menenggelamkan kapal-kapal asing yang melakukan praktik illegal fishing di perairan Nusantara.

"Saya sampaikan kepada Susi, saya kalau perintah sudah saya kalkulasi, ada hitungannya, Susi, kerjakan saja. Lah Susinya juga seperti itu, berani juga," kata Jokowi.

Jokowi juga ingin menjawab soal tuduhan antek asing yang menurut dia sangat tidak relevan sebab pada masa pemerintahannya penguasaan blok-blok migas berhasil dialihkan ke BUMN.

Misalnya saja pada 2015, Blok Mahakam sudah 100% dikuasai Pertamina.

"Saya tanya ke Pertamina, siap enggak ngelola ini? Kalau enggak siap ya enggak apa-apa. Ngomong yang keras. Siap enggak? Siap Pak. Yang keras. Bisa enggak? Bisa Pak. Jangan siap-siap tapi enggak siap. Berproduksi mudah tapi memasarkan juga ndak mudah," tutur Jokowi.

Setelah Blok Mahakam, berlanjut Blok Rokan yang sebelumnya dikelola Chevron. "Lalu saya ke Pertamina. Siap enggak? Siap Pak. Kan kamu udah punya Blok Mahakam. Siap Pak. Dan kita juga bisa memenangkan Blok Rokan," kata Jokowi.

Kemudian Freeport, kata Jokowi, sejak awal 2015 sudah mulai negosiasi yang semula alot di angka 30% dan bukan mayoritas.

"Tapi saya bilang saya maunya mayoritas, bukan 30%. Ini sudah 40 tahun, kita minta mayoritas," kata Jokowi.

Jokowi menambahkan, negosiasi selama tiga tahun bukan sesuatu yang mudah.

"Negosiasi 3 tahun, dipikir gampang? Kalau gampang sudah dari dulu kita ambil. Dipikir enggak ada intrik politik? Yang bener aja, kalau enggak ada sudah dari dulu diambil," kata Jokowi.

Hal itulah yang membuat Jokowi merasa beruntung berbadan kurus.

"Untungnya saya kurus, ditekan sini bisa belok. Lama-lama yang nekan ya capek sendiri," kata Jokowi.

Sekitar 1.500 pengusaha yang hadir riuh dan tak henti-hentinya bersorak serta bertepuk tangan ketika Jokowi pidato.

Mereka sebelumnya membacakan deklarasi dan ikrar untuk mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin sebagai Presiden-Wakil Presiden Periode 2019-2024. Pembacaan deklarasi dipimpin CEO Suara Merdeka Kukrit Suryo Wicaksono.

Hadir mendampingi Jokowi politisi PDIP Pramono Anung, Pendiri dan Ketua Dewan Pembina Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) Jokowi-Ma'ruf, Bahlil Lahadalia, Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding, Ketua DPC PDIP Kota Semarang Hendrar Prihadi, dan CEO Suara Merdeka Kukrit Suryo Wicaksono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper